24.4 C
Indonesia

Sosialisasi AUTP Jadi Strategi Awal Ditjen PSP Kementan Hadapi Badai El Nino

Must read

JAKARTA – Sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) akan digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengantisipasi El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang.

Untuk tahun 2023 ini, Kementan menargetkan penerapan AUTP pada lahan-lahan dengan total luas 652.778 hektar (ha).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebut, dengan ikut asuransi pertanian, petani akan merasa aman untuk berproduksi.

“Kita tidak ingin jika terkena bencana seperti banjir, kekeringan, atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menyebabkan petani rugi,” kata Mentan SYL, Selasa (2/5).

Setelah bergabung dengan sebuah kelompok tani atau gabungan kelompok tani, dan memahami manfaat jaminan kerugian yang didapat dari program asuransi pertanian, maka petani bisa segera mendaftarkan diri.

Waktu pendaftaran dilakukan sebelum tanam dan maksimal umur tanaman 30 hari setelah tanam.

“Untuk mendaftar sebagai peserta AUTP, petani akan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), kemudian direkapitulasi oleh petugas UPTD dan disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk menjadi dasar keputusan penetapan Daftar Peserta Definitif (DPD),” terang Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, realisasi AUTP tiap tahun cenderung meningkat.

Pada tahun 2018, target 1 juta ha terealisasi 806.199 ha (80,6%). Tahun 2019, target tetap 1 juta ha, realisasi yang tercapai 971.218,76 ha atau 97 persen dari target. Sedangkan tahun 2020, realisasi yang tercapai 1.000.001 ha atau 100 persen dari target.

“Kecilnya realisasi pada tahun 2021 dan 2022 karena adanya pandemi COVID-19. Tahun 2021, realisasi yang tercapai 400.000 ha. Tahun 2022 realisasi yang tercapai 353.258 ha,” jelas Ali Jamil.

Program AUTP ini hanya mewajibkan petani membayar Rp36 ribu per hektare per musim tanam, sementara sisanya atau sebesar Rp144 ribu ditanggung oleh pemerintah.

Bila terjadi gagal panen akibat serangan OPT, kekeringan, dan banjir, maka petani bisa mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta per ha.

“Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah, jadi hanya Rp36 ribu per hektar per musim tanam dari aslinya Rp180 ribu per hektar per musim tanam. Sayang sekali kalau petani tidak ikut. Karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair sebesar Rp6 juta per hektar. Ini kan sangat membantu petani,” kata Ali Jamil.

Adanya tren positif peningkatan jumlah peserta AUTP, menurutnya, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani/peternak.

Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam melakukan.

Seperti yang diketahui, AUTP merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan, atau serangan OPT.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru