23.4 C
Indonesia

Orkestra Perkusi Gilang Ramadhan di Acara Wara Wiri Feskraf Raih Rekor MURI Dunia

Must read

JAKARTA – Orkestra perkusi untuk pertama kalinya dalam sejarah dimainkan di Indonesia, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Digawangi oleh Gilang Ramadhan sebagai penabuh drum profesional, acara ini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Penghargaan ini diberikan oleh MURI karena orkestra perkusi ini dimainkan oleh 200 anak, dan 200 alat musik selama 45 menit tanpa henti.

Sebagian dari mereka adalah anak yang berkebutuhan khusus. Mereka sebagian besar masih duduk di sekolah dasar yang lainnya sudah duduk di bangku SMP. 

Selama lima belas menit pertama Gilang bermain drum sendiri dengan mengintrepretasikan budaya lokal dari 15 provinsi. Luar biasa. 

Gilang memberikan pukulan pada drum menyesuaikan musik dari provinsi tersebut. Sehingga terasa perbedaan permainan drum Gilang antara satu provinsi dengan provinsi lain.

“Saya cukup lama memikirkan konsepnya,” kata Gilang, yang pernah memperdalam alat musik perkusi di LACC (Los Angeles City College), tahun 1981-1984.

Gilang, drummer yang pernah bermain untuk sejumlah band ternama di Indonesia, termasuk Godbless, juga mengajak 50 anak bermain perkusi, termasuk Suleman, anak dari Menteri Sandiaga Uno.  

Mereka semua memainkan 200 alat musik perkusi  dari nusantara, mulai dari Aceh hingga Papua.  

“Saya ingin memperkenalkan alat musik  tradisional kepada anak-anak,” kata musisi yang mengoleksi alat perkusi dari berbagai provinsi Indonesia.  

Orkestra Perkusi ini menjadi pertunjukkan utama pada rangkaian acara Wara Wiri Feskraf yang berlangsung tiga hari di Taman Mini Indonesia Indah, 24-26 November 2023 kemarin.

MURI memberi penghargaan pada 200 anak yang ikut jadi peserta orkestra perkusi (Foto: Humas Wara Wiri Feskraf/ THE EDITOR)
MURI memberi penghargaan pada 200 anak yang ikut jadi peserta orkestra perkusi (Foto: Humas Wara Wiri Feskraf/ THE EDITOR)

Gilang menyusun komposisi unik untuk pertunjukan ini dengan menampilkan berbagai lagu daerah. 

Ia menumpahkan semua kemampuan bermain drum yang telah ditekuni secara profesional lebih dari 20 tahun untuk pertunjukan ini. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno memuji penampilan Gilang Ramadhan.

Denny JA, ketua Persatuan Penulis Seluruh Indonesia Satupena, yang menjadi sponsor utama Wara Wiri, dan menonton pertunjukan ini mengatakan bila ia sangat menikmati pertunjukan.

“Orkestra ini berbeda dengan yang lain. Saya sudah menonton berbagai pertunjukan musik di berbagai negara, Orkestra Perkusi Gilang Ramadhan memberikan warna baru,“ ungkapnya.

Denny JA yang memang penggemar musik ini menilai, pertunjukan Orkestra Perkusi Gilang ini mempunyai kelas dunia, sehingga layak untuk dibawa keliling dunia. 

Apalagi dalam orkestra ini Gilang membawakan lagu-lagu daerah. 

Ini adalah sesuatu yang unik, dinamis, dan modern walaupun menggunakan alat perkusi tradisional Indonesia.

Sebanyak 600 kursi di Sasono Budoyo, Taman Mini Indonesia Indonesia, Jakarta, hampir penuh dengan penonton. 

Mereka memberikan tepuk tangan gemuruh untuk pertunjukkan yang disajikan Gilang dan anak-anak yang tampil dengan bergembira. 

Pada umumnya penonton langsung menggerakkan kepalanya mengikuti ketukan drum dan perkusi dari panggung besar tempat Gilang dan anak-anak memainkan alat perkusinya masing-masing.

Anak-anak ini mengelilingi Gilang dengan drum set yang berada di tengah. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno

Mereka memainkan alat pukul masing-masing sehingga memberikan warna baru dalam bunyi perkusi, dan mempertebal pukulan drum Gilang. 

Wara Wiri Feskraf adalah festival menampilkan aneka rasa dan warna budaya Indonesia. 

Selain musik, juga ada pembahasan literasi dengan berbagai topik, menampilkan tokoh di bidang masing-masing, termasuk Gemala Hatta yang menceritakan dunia literasi ayahnya, Bung Hatta. 

Di selasar luar gedung pertunjukkan, panitia juga menggelar aneka kuliner yang datang dari berbagai wilayah Indonesia. 

Juga ada kedai yang khusus menjual busana daerah, buku, lukisan dan demo memasak, melukis, dan merandang (memasak rendang).

Acara puncak hari kedua, hari Sabtu adalah bermain KIM, permainan tradisional yang populer di Sumatra Barat. Diperkirakan jumlah peserta pemain KIM mencapai 3.000 orang.

Wara Wiri Feskraf akan berlangsung setiap tahun. Wara Wiri Feskraf adalah singkatan dari Warna Rasa Budaya Wisata Negri Festival Ekonomi Kreatif. Penyelenggara acara berusaha menampilkan rasa, budaya, pariwisata, kuliner, fashion, dan sebagainya dari tanah air.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru