JAKARTA – Sebanyak enam film Indonesia ditayangkan di Udine, Italia, tepatnya dalam gelaran Udine Far East Film Festival (FEFF) yang telah berlangsung sejak Senin (29/4).
Keenam film tersebut berasal dari dua kategori, yaitu film klasik–yang kemudian masuk ke dalam program Retrospective–dan film baru–yang mengikuti kompetisi.
“Kuldesak” (1998), “Tjoet Nja’ Dhien” (1988), dan “Surat untuk Bidadari” (1994) menjadi tiga film klasik yang ditayangkan dari Indonesia.
Sementara itu, untuk kategori film baru, Indonesia menayangkan “13 Bom di Jakarta” (2023), “Ali Topan” (2023), dan “Kereta Berdarah” (2024).
FEFF sendiri adalah festival film genre terbesar di dunia yang mendedikasikan diri untuk memutar film-film berbagai genre dari Asia dan Eropa.
Merupakan gelaran yang ke-26, acara tahun ini akan berlangsung hingga Kamis (2/5).
Selain mengirimkan film-film untuk ditayangkan kepada para pengunjung festival, Indonesia juga dipercaya untuk pertama kalinya menggelar Cinema Night.
Berlangsung pada Senin, acara bertajuk Indonesian Cinema Night itu menghadirkan banyak sineas berbakat dari Indonesia seperti Mira Lesmana dan Jajang C. Noer.
Acara ini juga mengundang 300 tamu yang berasal dari berbagai negara untuk bercengkrama dan menjalin hubungan dengan sineas Indonesia.
“Ini merupakan perayaan pertama dari film-film Indonesia di Udine Far East Film Festival dan pembukaan Focus Asia serta Italian & Indonesian Night,” ungkap Sabrina Baracetta, President of Udine Far East Film Festival, dikutip dari Kumparan.
“Kami senang mengumumkan bahwa ini adalah kerja sama resmi pertama antara kami dengan pemerintah Indonesia, yaitu Kemendikbud. Tanpa kerja sama dengan mereka, kami takkan bisa menyajikan banyak film hebat dari Indonesia,” sambungnya.
Acara tersebut terselenggara berkat kerja sama Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), APROFI, serta Udine Far East Film Festival.
Tak ketinggalan, Indonesia juga berpartisipasi dalam program Focus Asia yang merupakan proyek market film untuk tahap development dan working progress.
Partisipasi Indonesia diwujudkan lewat “Ballad of Long Hair” (Giovani Rustanto), “Four Season in Java” (Kamila Andini), dan “Tale of the Land” (Loeloe Hendra).
Di program Ties That Bind (TTB), program lokakarya terkemuka yang menghubungkan para profesional film dari Asia dan Eropa yang berjalan selama tujuh bulan, terdapat film “Breath After Coma” (Jason Iskandar).