23.4 C
Indonesia

Tim Dokter di Australia Terkejut Temukan Cacing Hidup di Otak Manusia 

Must read

AUSTRALIA – Seorang wanita di Australia mengejutkan tim dokter yang mengoperasinya tahun lalu dengan eksistensi cacing parasit di otaknya.

Cacing tersebut berukuran sekitar delapan sentimeter dan “bergerak dengan senang” ketika ditarik keluar dari lobus frontal otak sang wanita yang telah rusak.

Dr Hari Priya Bandi, yang melakukan operasi tersebut, mengaku penemuan itu sama sekali bukan yang timnya “harapkan” dan semua orang “terkejut” karenanya.

Ahli bedah saraf itu mengatakan bahwa ia baru mulai menyentuh bagian otak yang tampak aneh pada hasil pemindaian ketika ia merasakan keberadaan parasit tersebut.

“Saya pikir, astaga, rasanya lucu, Anda tidak bisa melihat sesuatu yang lebih abnormal,” kata Dr Bandi, dikutip dari BBC.

“Dan kemudian saya benar-benar bisa merasakan sesuatu, dan saya mengambil pinset saya dan mencabutnya dan saya berpikir, ‘Astaga! Apa itu? Itu bergerak!

“Semua orang kaget. Dan cacing yang kami temukan dengan senang hati bergerak, cukup kuat, di luar otak,” jelasnya.

Melansir CNN, sang pasien diketahui pertama kali berobat ke rumah sakit di daerahnya pada akhir Januari 2021 dengan berbagai keluhan.

Ia dilaporkan menderita sakit perut dan diare selama tiga pekan, diikuti dengan batuk kering terus-menerus, serta demam dan berkeringat pada malam hari.

Beberapa bulan kemudian, gejalanya berkembang menjadi kelupaan dan depresi.

Oleh sebab itu, ia dikirim ke rumah sakit di ibu kota Australia. Di sana, pemindaian MRI menunjukkan sesuatu yang tidak biasa di lobus frontal kanan otaknya.

Setelah penyebab utama dari kondisi sang wanita diketahui, koordinasi dengan berbagai pihak segera diluncurkan.

Cacing tersebut dikirim ke ahli parasitologi hewan di badan penelitian ilmiah pemerintah untuk diteliti.

Siaran pers Australian National University dan Canberra Hospital menyebut bahwa tes molekuler memastikan itu adalah Ophidascaris robertsi, cacing gelang yang biasanya ditemukan pada ular piton.

“Sepengetahuan kami, ini juga merupakan kasus pertama yang melibatkan otak spesies mamalia, manusia atau lainnya,” kata pakar penyakit menular Canberra Hospital Sanjaya Senanayake.

Berangkat dari penemuan itu, peneliti berasumsi bahwa sang wanita tertular cacing gelang setelah menggunakan sejenis rumput asli, sayuran warrigal, untuk memasak.

Rumput itu disebutkan tumbuh di sekitar danau di kawasan tempat tinggalnya, yang juga merupakan rumah untuk ular piton karpet.

Rerumputan yang dikonsumsi sang wanita dicurigai telah terkontaminasi oleh kotoran sang ular piton yang mengandung telur-telur cacing gelang.

Oleh sebab itu, peneliti memperingatkan masyarakat yang kerap mengambil tanaman untuk dikonsumsi agar mencucinya terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

Kasus ini dipublikasikan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, dengan peneliti juga memperingatkan bahwa ini menyoroti meningkatnya bahaya penyakit dan infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru