30.4 C
Indonesia

Polisi Inggris Selidiki Kasus Pelecehan Seksual Pertama di Metaverse

Must read

INGGRIS – Kepolisian Inggris saat ini tengah menyelidiki kasus pemerkosaan pertama di metaverse setelah seorang anak ‘diserang’ dalam video game realitas virtual.

Korban adalah seorang gadis berusia di bawah 16 tahun. Ia disebut merasa putus asa setelah avatarnya–karakter digitalnya–diperkosa beramai-ramai oleh orang asing di dunia maya.

Korban yang memakai headset tidak mengalami luka apa pun karena tidak ada serangan fisik.

Akan tetapi, petugas mengatakan ia menderita trauma psikologis dan emosional yang sama seperti seseorang yang diperkosa di dunia nyata karena pengalaman ‘VR’ dirancang untuk benar-benar mendalam.

Kasus ini diduga menjadi yang pertama bagi Inggris, sebuah pelanggaran seksual virtual diselidiki oleh polisi.

Headset realitas virtual diperkirakan menjadi hadiah populer pada Natal kemarin, dengan NSPCC memperkirakan 15 persen anak-anak berusia antara lima dan sepuluh tahun telah menggunakannya dan 6 persen di antaranya menggunakannya setiap hari.

Dipimpin oleh salah satu pendiri Facebook Mark Zuckerberg, berbagai raksasa teknologi telah mempertaruhkan miliaran poundsterling untuk menarik orang–tua dan muda–menuju dunia virtual “metaverse”.

Dengan metaverse, mereka menjual kesempatan untuk menjalani kehidupan fantasi yang digital.

Ketika kejadian, korban sedang berada di ‘ruangan’ online bersama sejumlah besar sesama pengguna saat terjadi penyerangan virtual yang dilakukan oleh beberapa pria dewasa.

Para pemimpin kepolisian kini menyerukan undang-undang untuk mengatasi gelombang pelanggaran seksual di bidang tersebut.

Mereka mengatakan bahwa taktik petugas harus berevolusi untuk menghentikan orang-orang mesum yang menggunakan teknologi baru untuk mengeksploitasi anak-anak.

Akan tetapi, kasus penting ini telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah polisi harus melakukan tindak pidana, dan apakah penyerangan tersebut harus dituntut berdasarkan undang-undang yang berlaku saat ini.

Pertanyaan pertama sendiri berkaitan dengan kondisi para polisi dan jaksa saat ini yang sedang kesulitan dengan banyaknya kasus pemerkosaan di dunia nyata.

Pimpinan Investigasi Perlindungan dan Pelecehan Anak Dewan Kepala Kepolisian Nasional, Ian Critchley, memperingatkan “metaverse menciptakan pintu gerbang bagi predator untuk melakukan kejahatan mengerikan terhadap anak-anak”.

Rincian kasus realitas maya yang luar biasa ini dirahasiakan untuk melindungi anak yang terlibat, di tengah kekhawatiran bahwa, karena beberapa alasan, penuntutan tidak dapat dilakukan.

“Anak ini mengalami trauma psikologis yang mirip dengan seseorang yang diperkosa secara fisik,” kata seorang perwira senior yang mengetahui kasus ini mengatakan.

“Terdapat dampak emosional dan psikologis pada korban yang memiliki dampak jangka panjang dibandingkan cedera fisik apa pun.

“Hal ini menimbulkan sejumlah tantangan bagi penegakan hukum mengingat undang-undang yang ada saat ini tidak dirancang untuk hal ini,” jelasnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru