22.4 C
Indonesia

Astronot Apollo 7 Walter Cunningham Tutup Usia

Must read

AMERIKA SERIKAT – Astronot Amerika Serikat Walter Cunningham, anggota dari misi pertama NASA yang pernah disiarkan di TV langsung dari orbit, meninggal pada usia 90 tahun.

Apollo 7 adalah misi berawak 11 hari pada tahun 1968 yang menguji kemampuan berlabuh dan bertemu di luar angkasa. Para kru juga memenangkan Emmy untuk siaran mereka.

Misi itu membuka jalan bagi pendaratan di bulan oleh Apollo 11 kurang dari setahun kemudian.

NASA mengonfirmasi kematian Cunningham, dan mengatakan bahwa ia “berperan penting dalam keberhasilan program pendaratan di Bulan”.

Seorang perwakilan keluarga mengatakan pria itu meninggal di sebuah rumah sakit di Houston pada hari Selasa karena sebab alami “setelah menjalani kehidupan yang utuh dan lengkap”.

“Kami ingin mengungkapkan kebanggaan kami yang luar biasa dalam kehidupan yang ia jalani, dan rasa terima kasih kami yang mendalam untuk pria itu–seorang patriot, penjelajah, pilot, astronot, suami, saudara laki-laki, dan ayah,” kata keluarga Cunningham dalam pernyataan yang dibagikan oleh NASA.

“Dunia telah kehilangan pahlawan sejati lainnya, dan kami akan sangat merindukannya,” sambung mereka.

Cunningham lahir di Creston, Iowa. Ia memikiki gelar master dalam bidang fisika dari University of California di Los Angeles.

Saat bekerja sebagai warga sipil pada saat itu, ia adalah salah satu dari tiga astronot yang dipilih untuk penerbangan luar angkasa berawak pertama dalam program Apollo.

Sebagai pilot modul bulan untuk Apollo 7, ia didampingi oleh Kapten Angkatan Laut Walter Schirra dan Mayor Angkatan Udara Donn Eisele.

Ia sebelumnya bertugas di Angkatan Laut dan Marinir AS dan berpartisipasi dalam 54 misi dengan jet tempur di Korea kemudian pensiun dengan pangkat kolonel.

Setelah pensiun dari NASA pada tahun 1971, ia menjadi public speaker dan penyiar radio.

Ia adalah sosok yang menyangkal adanya perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, terlepas dari konsensus dari para ilmuwan bahwa manusia telah berkontribusi pada suhu rata-rata yang lebih hangat di Bumi.

Dalam sebuah wawancara untuk NASA pada tahun 1999, ia menggambarkan pola pikirnya selama menjadi astronot.

“Saya salah satu dari orang-orang yang tidak pernah benar-benar melihat ke belakang,” katanya.

“Yang saya ingat hanyalah menjaga hidung saya ke batu asah dan ingin melakukan yang terbaik yang saya bisa–saya tidak menyadarinya pada saat itu, tetapi itu karena saya selalu ingin lebih siap untuk langkah selanjutnya,” dia melanjutkan

“Saya selalu melihat ke masa depan. Saya tidak hidup di masa lalu.”

 

Sumber: BBC

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru