THE EDITOR – Aspal jembatan Bendungan Lau Simeme yang patah dan berlubang dianggap wajar oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan selaku lembaga yang dipercaya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk membangun waduk ini.
Sebagaimana diketahui, Dari pantauan The Editor pada Rabu (12/2/2025), aspal jembatan penyangga bendungan terlihat pecah dan membuat tinggi penopang jalan jembatan berubah.
Baca Juga: Baru 4 Bulan Diresmikan, Jalan Aspal Bendungan Lau Simeme Sudah Rusak dan Berbahaya Untuk Dilalui
Akibatnya, muncul lubang yang cukup besar di jembatan penghubung tersebut dan aspal yang dipakai juga terlihat meleleh dan gampang copot. Selain itu, retakan juga terlihat di sepanjang pinggiran kanan dan kiri jembatan bendungan. Sebagian di antaranya bahkan sudah berlubang dan tinggal menunggu waktu akan mulai lepas.
Saat dikonfirmasi, Pejabat Pembuat Komitmen BWI Sumatera II Medan David Sanjaya Sutikno mengatakan kondisi yang sangat memprihatinkan ini wajar karena perbedaan material yang tidak Ia jelaskan secara spesifik.
“Itu wajar karena ada perbedaan material,” katanya kepada The Editor pada Kamis (13/2/2025).
“Itu wajar karena ada penurunan disitu. Kalau bendungan pasti ada penurunan disitu. Kalau jembatan ada perbedaan antar beton dan material tanah. Itu wajar di semua bendungan wajar,” kata David.
HIASAN BENDUNGAN RUSAK DISEBUT VANDALISME

Tak hanya itu, kepada redaksi Ia mengatakan bila hiasan di sepanjang jembatan berupa gambar Tapak Raja Sulaiman khas dari Suku Karo yang copot juga bagian dari vandalisme.
Padahal, pihak BWS Sumatera II Medan tidak memberi izin kepada siapapun tanpa kepentingan masuk ke dalam area bendungan.
“Itu vandalisme,” katanya.
David mengatakan pihaknya akan memperbaiki kerusakan yang ada. Namun, Ia tidak memungkiri bila kerusakan di bendungan sudah Ia ketahui dari beberapa waktu yang lalu.
Saat ditanya mengapa tidak segera diperbaiki, Ia mengatakan butuh waktu. Padahal, bila anda ingin masuk ke area bendungan, 3-4 orang penjaga dipekerjakan oleh pihak BWS Sumatera II untuk memastikan kondisi bendungan tidak rusak dan tidak dimasuki oleh sembarangan orang.
PAGAR BENDUNGAN JUGA RUSAK PARAH DITUDING KARENA VANDALISME
Tak hanya jalan raya bendungan yang rusak, pagar berwarna silver di waduk juga patah dan hampir jatuh.
Hal seperti ini diklaim David terjadi karena bautnya lepas dan terjadi akibat vandalisme yang tidak Ia sebutkan berasal dari mana.
“Itu lepas dan bagian dari vandalisme juga,” katanya.
3 BUAH HELIPAD DI BENDUNGAN MULAI DIPENUHI RUMPUT LIAR

Bendungan Lau Simeme memang cukup mengesankan karena pemerintah membangun 3 buah helipad khusus di area waduk yang rencananya tidak akan dibuka untuk jadi kawasan wisata tersebut.
Saat dikunjungi oleh The Editor, landasan helipad juga terlihat mulai dipenuhi rumput liar.
Namun, mengapa harus ada 3 helipad di kawasan bendungan?
David mengatakan bila helipad tersebut dipakai untuk peresmian kemarin, tepatnya tanggal 16 Oktober 2024 yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
“Biasa di bendungan memang ada 3 helipad, salah satunya kemarin untuk peresmian. Dan mungkin nantinya kunjungan-kunjungan dan vip bisa memakainya,” katanya.
Menurutnya, 3 buah helipad di bendungan merupakan standar prosedur bangunan bendungan yang ditentukan oleh pemerintah pusat, bukan standar pemerintah daerah.
“Semua dari pusat,” katanya.