TANEH KARO – Poster “Festival Bunga dan Buah” yang dikeluarkan oleh fanpage Kecamatan Berastagi mengundang banyak kritik dari netijen khususnya warga Karo di laman media sosial Facebook.
Cerita ini bermula dari laman fanpage yang dikelola oleh Kantor Camat Kota Berastagi yang berada di Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara.
Di poster yang pertama, Camat Kota Berastagi mengeluarkan poster dengan foto yang tidak dianggap menggambarkan identitas rumah adat Suku Karo.
Foto tersebut bila dilihat lebih jauh ternyata lebih mirip dengan rumah adat Suku Batak yang letaknya bersebelahan dengan Kabupaten Karo.
“Poster yang diposting oleh fanpage Kecamatan Berastagi terkait Festival Bunga dan Buah di Kabupaten Karo (Sumatera Utara) menuai respon negatif oleh warga-net Karo (Suku Karo). Pasalnya, poster ajakan untuk ikut memeriahkan festival yang rutin dilaksanakan tiap tahun di Dataran Tinggi Karo tersebut tidak mencerminkan kearifan lokal setempat, yakni Budaya Suku Karo,” ujar Pegiat Budaya Karo Bastanta Sembiring saat berbincang dengan The Editor pada Senin (17/6).
Setelah menuai ribuan kritik dari netijen, akhirnya staf Camat Berastagi mengganti poster yang baru dengan foto rumah adat Karo yang seharusnya.
Namun, penggantian foto ini tidak membuat netijen diam. Pasalnya setelah mendapat teguran yang begitu keras dari netijen, Camat Berastagi David Cardona tak juga meminta maaf kepada publik.
“Kesalahan harus diperbaiki dan meminta maaf. Tunjukkan profesionalisme, itikad baik dan menghargai,” ungkapnya.
Keberadaan foto ilustrasi rumah adat yang tidak sesuai tersebut menurut Bastanta, tidak tepat dan sangat menyinggung perasaan masyarakat Karo.
Apalagi, lanjutnya, Festival Bunga dan Buah adalah agenda resmi Kabupaten Karo dan telah menjadi identitas Suku Karo sendiri.
Kementerian Pariwisata sendiri mengatakan bahwa Festival Bunga dan Buah Karo sudah menjadi iconic event yang ditunggu-tunggu masyarakat Karo, khususnya Sumatra Utara.
Festival ini dapat dikatakan sebagai identitas Karo yang dikemas dalam bentuk pameran, seni pertunjukan serta melibatkan banyak takeholders.
Tak hanya itu, selama event akan ada makan buah gratis sebanyak 1 ton per hari kepada pengunjung.
Akan ada banyak stakeholders serta UMKM yang akan membuka tenant selama event berlangsung.
“Maka harusnya atau yang tepat didalam poster tersebut adalah gambar model Rumah Adat Suku Karo, bukan Rumah Adat Suku Batak!,” tegas Bastanta.
Camat Berastagi Sebut Wortel, dan Kambang Kol Adalah Sayuran
Tak hanya itu, dalam poster tersebut disematkan beberapa foto yang berkaitan dengan festival yakni bunga dan buah.
Tapi, ternyata Camat Berastagi juga memuat foto sayur-sayuran lain seperti wortel dan kembang kol. Keduanya bukan tumbuh-tumbuhan yang masuk dalam kategori buah.
“Hal ini tentu memalukan karena festival ini sudah berlangsung sejak jaman dahulu kala. Lagi pula Tanah Karo adalah daerah penghasil buah, bunga dan sayur. Bagaimana mungkin pemerintah tidak bisa mengkategorikan satu sama lain,” ungkapnya.
Apakah Ini Disengaja?
Bastanta menilai keteledoran Camat Berastagi sudah melampaui akal sehat. Karena menurutnya kesalahan dalam meletakkan bentuk rumah adat Karo di dalam poster seharusnya tidak pernah terjadi.
“Apakah ini disengaja atau tidak, atau ketidakprofesionalan pengelola fanpage, apalagi yang memposting ini diketahui fanspage pemerintah (Kecamatan Berastagi), tentu ini sangat, sangat mengganggu sekali,” ungkapnya.
“Masyarakat Karo kecewa dan keberatan akan hal ini. Dan harusnya hal-hal seperti ini tidak terjadi!,” tegasnya.
Diubah Setelah Dikritik Tajam Oleh Netijen
Setelah mendapat kritikan yang begitu tajam, akhirnya foto dalam poster tersebut diganti.
Sayangnya, pengelola fanpage yang mengakui dirinya sebagai bagian dari pemerintah tidak mengeluarkan pernyataan apapun, bahkan tidak juga meminta maaf.
“Namun, harusnya untuk menunjukkan profesionalisme dan rasa tanggungjawabnya, pihak pengelola fanspage dan atau pihak Kecamatan Berastagi harusnya menyampaikan permintaan maafnya kepada Masyarakat Kabupaten Karo dan secara luas kepada Masyarakat Suku Karo. Namun seperti tidak terjadi apa-apa, cukup dengan merevisi gambar sebelumnya yang suda di release,” ungkapnya.
Karena banyak pihak yang belum mengetahui versi pertama, dan kedua poster tersebut. Maka redaksi akan membaginya kepada anda.