20.7 C
Indonesia

Baru 4 Bulan Diresmikan, Jalan Aspal Bendungan Lau Simeme Sudah Rusak dan Berbahaya Untuk Dilalui

Must read

THE EDITOR – Belum genap 4 bulan diresmikan, ternyata Bendungan Lau Simeme yang dibangun dengan anggaran 1,76 triliun sudah rusak dan berbahaya untuk dilalui.

The Editor yang berkesempatan berkunjung ke bendungan yang berada di Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Seli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia ini pada Rabu (12/2/2025) pagi, menemukan kondisi yang cukup memprihatinkan dan berbahaya untuk dilalui.

Apa Saja Itu?

Baca Juga:

1. Aspal Hitam Jembatan Patah dan Berlubang

Lubang penghubung jembatan dan jalan utama patah dan meninggalkan lubang yang sangat besar seperti di atas. Akibat dari patahan ini, aspal di sepanjang jembatan jadi pecah (FOTO: Bendungan Lau Simeme/ Rabu, 12 Februari 2025/Elitha Evinora Beru Tarigan/THE EDITOR)
Lubang penghubung jembatan dan jalan utama patah dan meninggalkan lubang yang sangat besar seperti di atas. Akibat dari patahan ini, aspal di sepanjang jembatan jadi pecah (FOTO: Bendungan Lau Simeme/ Rabu, 12 Februari 2025/Elitha Evinora Beru Tarigan/THE EDITOR)

Bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Joko Widodo ini emang cukup mencengangkan karena peresmian yang baru dilakukan 4 bulan yang lalu sudah menorehkan cerita baru. 

Dari pantauan The Editor, aspal jembatan terlihat jelas pecah di antara penyangga bendungan dan membuat tinggi penopang jalan jembatan berubah posisi ketinggiannya.

Kondisi ini membuat lubang yang cukup besar di jalan yang disertai dengan aspal yang meleleh.

Tak diketahui kualitas aspal seperti apa yang dipakai namun saat disentuh, aspal jembatan memang mudah dilepas.

Retakan juga terlihat di sepanjang pinggiran kanan dan kiri jembatan bendungan. Sebagian di antaranya bahkan sudah berlubang dan tinggal menunggu waktu akan mulai lepas.

2. Hiasan Bendungan Banyak Yang Copot 

Hiasan bendungan bergambar Tapak Raja Sulaiman, khas budaya dari Suku Karo juga terlihat copot dan hilang.

Bila pun ada hiasan yang tidak hilang biasanya diletakkan saja di atas jembatan. Saat diperiksa terlihat bila lem yang dipakai untuk menempelkan hiasan tersebut kurang kuat. 

Diperkirakan, sebagian hiasan tersebut jatuh ke bendungan, bukan dicuri. Karena bila dicuri maka hiasan lain yang terletak di atas jembatan dan sudah copot semestinya sudah diambil oleh orang lain.

3. Pagar Bendungan Juga Copot

Ornamen budaya dari Suku Karo bernama Tapak Raja Sulaiman yang ditempelkan di sepanjang jembatan bendungan satu per satu mulai copot dan rusak begitu juga dengan pagar yang lepas dari bautnya serta aspal jembatan yang patah (FOTO: Elitha Evinora Beru Tarigan/THE EDITOR)
Ornamen budaya dari Suku Karo bernama Tapak Raja Sulaiman yang ditempelkan di sepanjang jembatan bendungan satu per satu mulai copot dan rusak begitu juga dengan pagar yang lepas dari bautnya serta aspal jembatan yang patah (FOTO: Elitha Evinora Beru Tarigan/THE EDITOR)

Pagar bendungan berwarna silver terlihat rusak dan hampir jatuh di bagian ujung jembatan.

Kondisi pagar yang rusak ini sangat berbahaya bagi siapapun yang melihat karena tinggi bendungan yang mencapai 69,50 meter sangat berbahaya bila dilalui oleh kendaraan atau manusia.

4. Trotoar Jembatan Juga Rusak

Trotoar jembatan Bendungan Lau Simeme juga terlihat rusak parah di banyak titik. Sebagian di antara keramik trotoar yang menggunakan nuansa warna batu alam sudah bisa dicopot karena lem pengeratnya yang kering dan kopong.

Baca Juga: Dalam Penentuan Harga Tanah Warga Terdampak Bendungan Lau Simeme, KJPP MBPRU Pakai Undang-Undang Yang Sudah Tak Berlaku. Simak Liputannya!

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru