26.1 C
Indonesia

Lebih Dari 1.000 Orang Terpapar Covid-19 di Spanyol Usai Rayakan Natal

Must read

SPANYOL – Angka infeksi Covid-19 di Spanyol melebihi 1.000 kasus per 100.000 orang pertama kalinya pada Senin (26/12) lalu. Hal ini dipicu oleh varian Omicron yang menyebar dengan sangat cepat. Meskipun begitu, rumah sakit masih berada di bawah tekanan yang jauh lebih rendah dibanding gelombang pandemi sebelumnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan setempat, angka tersebut adalah angka selama 14 hari sebelumnya, dan menunjukkan adanya peningkatan menjadi 1.206 kasus setelah akhir pekan Natal. Ini tentunya melampaui rekor 900 kasus pada akhir Januari lalu.

Perhitungannya belum disesuaikan sejak Kamis lalu, dan sebanyak 214.619 kasus baru telah ditambahkan ke perhitungan 5.932.626 kasus Covid-19 di negara ini sejak pertama kali pandemi.

Baca Juga:

Kementerian telah menambahkan 120 angka kematian baru ke total korban jiwa akibat virus ini sejak Kamis; sehingga total korban jiwa sejak pertama kali pandemi bertambah menjadi 89.139.
Angka kematian harian kini berada di bawah 100, jauh lebih rendah dari angka 1000 yang terjadi pada saat puncak gelombang pertama tahun lalu, atau bahkan angka 600 pada akhir Januari. Saat itu, program vaksinasi untuk melawan Covid-19 baru saja terlaksana.

Perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit meningkat 7,6% dari hari Kamis yang hanya 6,4%. Angka-angka ini masih jauh di bawah angka perawatan pada Januari lalu, yaitu sekitar 24%. Sementara itu, angka perawatan di unit intensif hanya mencapai 18,26% dari Januari sekitar 43%.

“Kita tentunya akan menghadapi angka infeksi yang tinggi, tapi tidak dengan angka perawatan dan yang masuk ICU dibandingkan dengan gelombang sebelumnya,” ucap Perdana Menteri Pedro Sanchez kepada wartawan pada Senin.

Ia mengutip tingkat vaksinasi yang tinggi di Spanyol sekaligus mendesak orang-orang Spanyol untuk mengambil suntikan yang direkomendasikan.

Dengan nyaris 80% populasinya tervaksinasi, dan kecepatan pengadaan program booster, dapat dikatakan Spanyol terhindar dari gelombang infeksi yang merajalela, yang menyebabkan beberapa negara Eropa Utara memperketat aturan-aturan pembatasan di musim gugur.

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru