PAPUA – Kris Okon, seorang pemahat asal Asmat, Papua terlihat serius mengerjakan sebuah ukiran papan nama yang dipesan oleh pelanggannya. Dengan mengenakan kaus dan celana pendek, pria yang telah mengikuti pameran hingga ke Amerika dan Eropa ini tetap melanjutkan pekerjaannya saat Martin Selitubun seorang Pastor yang tengah bertugas di Keuskupan Agats, Papua datang berkunjung ke tempat Ia bekerja.
Kris Okon bercerita bahwa talentanya dalam memahat telah membawanya ke banyak negara di dunia. Kunjungan pertamanya ke negara lain dimulai di tahun 1991. Kota pertama yang Ia kunjungi saat itu adalah Washington, dan kemudian diikuti oleh New York, New Orleans dan Chicago. Kunjungan persahabatan dalam rangka mengenalkan budaya Indonesia ini dilakukan Kris Okon bersama beberapa pemahat lain dari daerah di Indonesia.
Tak Pernah Lelah Melayani Di Gereja
Kris Okon sangat ramah, dalam kesehariannya Ia masih menyempatkan waktu untuk melayani di gereja Katolik Asmat. Karena kelihaiannya memahat, tahun 2013 kemarin pria ini juga berkunjung ke negara-negara di Eropa seperti Jerman dan Belgia.
“Mereka menonton orang-orang Asmat mengukir,” jelasnya.
Dalam perjalanan karirnya, Ia mengatakan bahwa bantuan dari para uskup, pastor dan suster yang melayani di Asmat, Papua maka kota tersebut akan jauh tertinggal dari kota-kota lain di Indonesia.
“Orang Asmat terima Injil tapi masih pegang panah itu sangat berbahaya itu,” ungkapnya.
Namun, lanjutnya, kami bersyukur karena ada orang Asmat yang berhasil menjadi pastor. Untuk saat ini terdapat dua orang warga Asmat yang berhasil menjadi seorang Imam di gereja Katolik.
Untuk menonton tayangan video ini silahkan klik di Ngobrol dengan Pengukir Asmat yang pernah ke Amerika dan Eropa.