BERASTAGI – Tidak banyak yang tahu bila dulu, di tahun 1934 pernah di bangun sebuah bandara udara di Jalan Udara, Kota Berastagi, Tanah Karo, Sumatera Utara.
Koran De Sumatra Post terbitan tanggal 31 Desember 1934 menuliskan bahwa pada Minggu, 16 September 1934 pernah diadakan sebuah acara peresmian di Kota Berastagi.
Dari foto yang dirilis terlihat ribuan orang yang mayoritas memakai baju berwarna putih berbaris di lapangan.
Hanya sado yang diizinkan berseliweran waktu itu. Mobil dan bus yang mengangkut para undangan hanya diizinkan parkir di area Pasar Berastagi.
Polisi berbaris rapi mengamankan lalu lintas karena di Bandara Berastagi telah terparkir 20 pesawat terbang yang terdiri dari LA.
Skuadron, skuadron dari Royal Air Force, beserta kelompok olahraga terbang layang Belanda dan Inggris.
Acara tersebut tak sekedar pamer body pesawat saja, para penerbang layag Inggris, Newark dari Penang dan pilot militer Belanda menampilkan peragaan terbang.
Masih dari Koran De Sumatra, diketahui bahwa beberapa tamu undangan juga terbang langsung dari Medan menuju Berastagi dengan lama waktu penerbangan selama 20 menit.
Dua meja prasmanan disediakan saat itu di bandara yang berada di Jalan Udara Berastagi untuk pengunjung yang hendak menonton pertunjukan.
Tercatat 3000 warga lokal dan Eropa merayakan pembukaan bandara udara yang fungsinya memang untuk wisata.
Perjalanan wisata yang ditawarkan kepada turis saat itu adalah menikmati pemandangan Danau Toba, Kawah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak dari udara.
Sejak bandara udara dibuka, banyak pembangunan berlangsung di area Berastagi, salah satunya jalur perjalanan menuju Gundaling yang dikelilingi jurang.
Sayangnya, Bandara Berastagi ini sekarang sudah tidak ada lagi.