23.7 C
Indonesia

Kebun Binatang Spanyol Sambut Kelahiran Lima Bayi Komodo

Must read

SPANYOL – Sebanyak lima ekor komodo telah lahir di sebuah kebun binatang di Spanyol, dalam pembiakan pertama dari kadal terbesar di dunia itu–spesies yang terancam punah–yang berhasil di negara tersebut selama satu dekade.

“Ini adalah pencapaian besar bagi kita semua,” kata Milagros Robledo, kepala departemen herpetologi di Kebun Binatang Bioparc Fuengirola di Spanyol selatan, kepada Reuters pada Selasa (28/3).

Menyambut kabar gembira ini, Robledo menyebut dirinya sebagai “ibu” dari bayi-bayi komodo itu.

Baca Juga:

Ibu kandung mereka, seorang betina berusia 13 tahun bernama Ora, bertelur 12 telur pada bulan Agustus lalu.

Lima di antaranya dipilih dan diinkubasi secara artifisial selama tujuh bulan.

“Itu adalah tugas yang hebat, sangat membosankan, dan memakan waktu, tapi tugas yang memberi kami banyak kepuasan,” kata Robledo, menambahkan bahwa bayi-bayi komodo itu mewakili “masa depan yang penuh harapan” untuk spesiesnya.

Mengutip Reuters, bayi komodo memiliki bobot yang lebih ringan dari lemon dengan panjang tubuh yang lebih pendek dari kotak sepatu.

Akan tetapi, reptil kecil itu suatu hari bisa mencapai panjang hampir 3 meter dan berat hingga 70 kilogram, serta memiliki gigi yang tajam dan gigitan berbisa.

Pada tahun 2021, predator puncak yang berasal dari empat pulau Indonesia ini ditambahkan ke “Daftar Merah” Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.

Alasannya, hanya ada sekitar 1.500 spesimen yang tersisa di habitatnya yang kini menghadapi ancaman perubahan iklim.

Orang tua bayi komodo kawin pada 24 Juni tahun lalu, ketika orang Spanyol merayakan pesta St John. Yang pertama menetas diberi nama Juanito untuk menghormati tanggal tersebut.

Saudara-saudara Juanito termasuk Fenix, dinamai demikian karena telur selamat dari kerusakan selama inkubasi, dan Drakaris, yang namanya mengacu pada serial fantasi populer George R.R. Martin “A Song of Ice and Fire”.

Di alam liar, komodo yang baru lahir cenderung berpindah ke puncak pohon dan tidak membutuhkan perawatan ibu atau ayah, kata Robledo.

Akan tetapi, di penangkaran, mereka tinggal di terarium terpisah sehingga dokter hewan dapat memantau pertumbuhannya sebelum dipertemukan kembali dan dipresentasikan ke publik.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru