BANDUNG – Pembicaraan mengenai pemindahan ibu kota Jawa Barat dari Kota Bandung kembali terdengar.
Kali ini topik tersebut muncul usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Tegalluar Kamis (13/10) pagi.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet mengungkap bahwa Tegalluar memiliki potensi paling besar untuk menjadi ibu kota baru.
“Dengan adanya rencana Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, bahkan Pak Gubernur Jabar (Ridwan Kamil), menyampaikan ini (Tegalluar) menjadi satu opsi yang besar kemungkinannya untuk menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat,” jelasnya, dikutip dari CNBC.
“Tinggal mendorong dukungan politik,” sambungnya.
Selain Tegalluar, dua kandidat ibu kota baru yang lain adalah Kertajati dan Walini.
Meskipun terdengar begitu meyakinkan, kepastiannya belum dapat dipegang seratus persen, mengingat kejelasan proyek kereta cepat masih juga harus dicapai.
Rencana pemindahan ini juga sejatinya telah digaungkan sejak tiga tahun lalu. Akan tetapi, prosesnya bergantung pada penyelesaian protek ini.
“Nanti menunggu kejelasan kereta cepat, kan dulu narasi-narasi ada di dalam rute, sekarang Walini belum pasti ada stasiun atau tidak,” ucap Ridwan Kamil pada Agustus lalu.
Seperti yang diketahui, KCIC akan beroperasi di jalur sepanjang 142 kilometer dan memiliki 4 stasiun pemberhentian di sepanjang jalur.
Stasiun-stasiun tersebut adalah Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).
Dwiyana juga mengatakan bahwa proyek masih berlangsung hingga kini dan ditargetkan rampung pada Juni 2023.
Setelah itu, commercial operation date (COD) ditargetkan dimulai sebulan setelahnya, atau pada Juli 2023.