23.4 C
Indonesia

Akui Telah Palsukan Hasil Uji Keselamatan, Daihatsu Hentikan Produksi

Must read

JEPANG – Daihatsu, produsen mobil Jepang milik Toyota, menghentikan produksi dalam negeri usai mengakui telah memalsukan hasil uji keselamatan kendaraannya selama lebih dari 30 tahun.

Kepada CNN, seorang juru bicara mengatakan produksi dihentikan di keempat pabriknya di Jepang, termasuk satu kantor pusatnya di Osaka, per Selasa (26/12).

Penutupan ini akan berlangsung setidaknya hingga akhir Januari, dan berdampak pada sekitar 9.000 karyawan yang bekerja di produksi dalam negeri, menurut perwakilan tersebut.

Langkah ini diambil selagi Daihatsu bergulat dengan skandal keselamatan yang semakin parah, yang menurut Toyota “telah mengguncang fondasi perusahaan”.

Pekan lalu, Daihatsu mengumumkan komite pihak ketiga yang independen telah menemukan bukti adanya gangguan pada uji keselamatan pada 64 model kendaraan, termasuk yang dijual dengan merek Toyota.

Akibatnya, Daihatsu mengatakan akan menghentikan sementara semua pengiriman kendaraan domestik dan internasional dan berkonsultasi dengan pihak berwenang tentang bagaimana langkah selanjutnya.

Skandal ini merupakan pukulan lain bagi produsen mobil tersebut, yang pada April telah mengakui pelanggaran standar uji tabrak pada lebih dari 88.000 mobil.

Mobil-mobil yang diuji itu sebagian besarnya dijual dengan merek Toyota di sejumlah negara seperti Malaysia dan Thailand.

Dalam kasus tersebut, “lapisan dalam pintu kursi depan tidak dimodifikasi dengan benar” untuk beberapa pemeriksaan, sementara Daihatsu tidak mematuhi persyaratan peraturan untuk uji tabrakan samping tertentu, katanya dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Pada Mei, pembuat mobil tersebut mengatakan bahwa mereka telah menemukan lebih banyak kesalahan, mengungkapkan bahwa mereka telah mengirimkan data yang salah untuk uji tabrakan pada dua kendaraan listrik hibrida.

Perusahaan tersebut mengatakan pada saat itu bahwa mereka telah menghentikan pengiriman dan penjualan model-model tersebut.

Penyelidikan terbaru ini semakin mengancam reputasi perusahaan.

Menurut laporan yang dirilis Rabu lalu oleh komite investigasi, ditemukan 174 kasus lagi Daihatsu memanipulasi data, membuat pernyataan palsu, atau mengutak-atik kendaraan secara tidak patut untuk lulus uji sertifikasi keselamatan.

Kasus tertua ditelusuri terjadi pada tahun 1989, dengan peningkatan jumlah kasus sejak tahun 2014, kata laporan itu.

Saham Toyota turun 4% di Tokyo Kamis lalu menyusul berita tersebut. Saham tersebut telah mengurangi beberapa kerugian.

Sebagai tanggapannya, raksasa Jepang itu berjanji untuk merombak anak perusahaannya, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan pekan lalu bahwa “reformasi mendasar diperlukan untuk merevitalisasi Daihatsu.”

“Ini akan menjadi tugas yang sangat penting yang tidak dapat diselesaikan dalam semalam,” kata Toyota, seraya menambahkan bahwa hal ini memerlukan tinjauan menyeluruh terhadap manajemen, operasi, dan bagaimana unit tersebut disusun.

“Kami menyadari betapa parahnya fakta bahwa Daihatsu mengabaikan proses sertifikasi telah mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil,” tambah Toyota.

 

Sumber: CNN

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru