TAIWAN – Seorang artis asal Taiwan mencuri perhatian setelah mengungkap caranya berhadapan dengan duka mendalam pasca kepergian anaknya untuk selama-lamanya.
Tino Bao pada pertengahan Januari lalu mengejutkan netizen dengan mengunggah video yang menunjukkan putri satu-satunya, Bao Rong, yang telah meninggal dunia.
Gadis yang juga dikenal dengan nama Felicity itu diketahui meninggal pada tahun 2021 setelah mengidap penyakit darah langka. Ia meninggal dalam usia 22 tahun.
Akan tetapi, dalam video yang dibagikan sang ayah, ia terlihat menari dan menyanyikan lagu ulang tahun untuk ibunya. Ia juga menyampaikan perasaan rindunya kepada kedua orang tuanya.
“Ibu, selamat ulang tahun! Aku sangat merindukanmu dan ayah. Aku harap ibu tetap muda, bahagia, dan cantik,” kata Rong dalam video tersebut dengan terus tersenyum.
Video tersebut bukan lah rekaman pesan yang dibuatnya sebelum meninggal dunia, melainkan karya sang ayah yang diwujudkan dengan kecerdasan buatan (AI).
Diberitakan SCMP, Bao menggunakan AI untuk membuat avatar digital putrinya yang telah tiada sebagai bentuk berdukanya.
Setahun setelah meninggalnya Rong, ia menempuh studi PhD untuk mempelajari AI yang penggunaannya telah berkembang pesat di zaman sekarang ini.
“Dalam level akademik, ini disebut konversi kehidupan berbasis karbon menjadi kehidupan digital. Momen ketika anak perempuan saya meninggal, semua arti hidup menjadi tidak bermakna,” kata Bao.
Kreasi AI atas mendiang anaknya diketahui mampu menjalin percakapan dan berinteraksi secara real-time hingga menampilkan tarian dan nyanyian.
Langkah yang diambil Bao ini lantas memicu perdebatan di kalangan netizen.
Ada yang mendukung penggunaan AI untuk menyimpan kenangan dan perasaan, ada juga yang menganggapnya sebagai penghalang keluarga yang ditinggalkan untuk move on.
