JAKARTA – Sejumlah negara memutuskan untuk menyetop dan menangguhkan pendanaan untuk badan bantuan PBB untuk Palestina yang dikenal dengan nama UNRWA.
Hal itu terjadi setelah Israel melayangkan tuduhan atas badan tersebut yang memiliki beberapa staf yang terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kepada CNN, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Tel Aviv telah memberikan informasi kepada UNRWA dan Amerika Serikat mengenai 12 staf yang dimaksud.
Menyusul pengungkapan itu, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pun langsung memecat 9 dari 12 staf tersebut.
Ia juga membuka penyelidikan dan berjanji akan memastikan pertanggungjawaban para staf yang terbukti terlibat dalam serangan itu–termasuk melalui penuntutan pidana.
Meskipun begitu, ia menyebut pemberian sanksi kepada sebuah badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya dalam kondisi ini “sangat tidak bertanggung jawab”.
“Akan sangat tidak bertanggung jawab jika memberikan sanksi kepada sebuah Badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya karena tuduhan tindakan kriminal terhadap beberapa individu, terutama pada saat perang, pengungsian, dan krisis politik di wilayah tersebut,” kata Lazzarini dalam pernyataan yang dirilis pekan lalu.
Adapun negara pertama yang menyetop pendanaan untuk UNRWA adalah Amerika Serikat. Departemen luar negeri negara ini mengatakan pihaknya terganggu dengan tuduhan yang ada.
Kanada, Australia, dan Inggris menyusul tak lama setelahnya. Meskipun begitu, sikap ketiga negara ini adalah menghentikan sementara atau menangguhkan pendanaan hingga penyelidikan selesai dilaksanakan.
Sikap yang sama juga diambil oleh Jerman, Italia, Belanda, Finlandia, dan Jepang.
Adapun Swiss menyatakan tidak ada keputusan yang akan diambil mengenai pendanaan tahun ini sampai tuduhan tersebut diklarifikasi.
Sementara itu, Prancis menegaskan tak ada rencana untuk memberikan pendanaan baru bagi UNRWA setelah kabar tersebut.
