PRANCIS – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) hingga lima tahun ke depan berkesempatan melihat pameran karya seni Indonesia di markas besarnya di Paris, Prancis.
Indonesia menjadi negara pertama dalam keanggotaan badan PBB tersebut yang memiliki area khusus di markas besarnya. Area itu dikenal sebagai Archipelago Street alias Jalan Nusantara.
Diresmikan pada Senin (13/11) lalu, Jalan Nusantara memajang 11 karya seni sumbangan Pemerintah Indonesia untuk UNESCO. Di antaranya adalah tengkorak manusia purba, maket Borobudur, dan maket Prambanan.
Delapan benda lainnya adalah relief Samudra Raksa, lukisan Kematian Kumbakarna karya Nyoman Mandra, Garuda Wisnu Kencana karya Nyoman Nuarta, suvenir perak Borobudur, patung pemain seruling, dan angklung robot karya Eko Mursito.
Kementerian Luar Negeri lewat pernyataannya juga menyampaikan bahwa terdapat peta dan inventaris digital yang menawarkan ikhtisar dari keseluruhan 66 warisan budaya dan alam UNESCO di Indonesia dalam pameran tersebut.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sejarah Indonesia terjalin erat dengan keanekaragaman lingkungan hidup, pertukaran budaya, dan pluralisme agama, yang terlihat dari banyaknya situs warisan budaya dan alam yang tersebar di seluruh Nusantara,” kata Duta Besar dan Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO Mohammad Oemar dalam sambutannya.
Ia juga menegaskan komitmen Indonesia dalam pelestarian dan restorasi benda budaya melalui UNESCO, salah satunya diwujudkan melalui Jalan Nusantara.
Hadir dalam peresmian tersebut sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara sahabat, Sekretariat UNESCO, dan beberapa delegasi pusat negara-negara yang menghadiri Konferensi Umum ke-42 UNESCO.
Sepekan setelah peresmian Jalan Nusantara sebagai area khusus Indonesia yang eksis secara permanen di Markas Besar UNESCO, bahasa Indonesia pada 20 November 2023 ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam Sidang Umum UNESCO.