YUNANI – Ratusan artefak Yunani yang dijarah, yang berasal dari zaman Neolitik sampai era Bizantium, telah kembali ke kepemilikan negara itu.
Satu di antara artefak-artefak tersebut adalah patung perunggu Alexander Agung dari abad kedua.
Barang itu didapatkan secara legal dari pedagang barang antik Inggris yang terkenal setelah pertempuran hukum selama bertahun-tahun.
Menteri Kebudayaan Yunani Lina Medoni mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (19/5), upaya untuk memulangkan sebanyak 351 harta benda itu dimulai pada tahun 2006, dengan pihak berwenang menyelidiki perusahaan Robin Symes di dalam dan luar negeri.
Pemulihan itu terjadi bertahun-tahun setelah polisi Italia dan Swiss pada tahun 2016 menemukan sejumlah artefak arkeologi yang dicuri dari Italia dan disimpan oleh Symes, tokoh kunci dalam perdagangan barang antik ilegal yang terkait dengan perampok makam Italia.
Artefak Italia itu ditemukan di unit penyimpanan di Freeport Jenewa, namun Kementerian Kebudayaan Yunani tidak merinci apakah penemuannya terkait dengan hasil tangkapan Italia.
Koleksi ekstensif yang dipulangkan ke Yunani termasuk benda-benda penting seperti patung era Neolitik yang diukir dari batu putih, yang berasal dari milenium keempat SM.
Penemuan penting lainnya termasuk patung Cycladic Awal yang berasal antara 3200 dan 2700 SM, patung marmer yang rusak dari kore periode Archaic dari 550–500 SM, dan kepala marmer Archaic baik dari kore atau sphinx dari 550–500 SM.
Yunani berjuang keras untuk memulangkan artefak-artefaknya yang dijarah dari museum-museum dan koleksi pribadi di seluruh dunia.
Tiga pecahan kuil Parthenon Athena, yang disimpan oleh Vatikan selama berabad-abad, dikembalikan ke Yunani pada Maret dalam apa yang disebut Paus Fransiskus sebagai isyarat persahabatan.
Fragmen-fragmen monumen tersebut tersebar di banyak museum terkenal.
Awal tahun ini, banyak laporan menyebutkan bahwa pemerintah Yunani dan British Museum sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk mengembalikan Parthenon Marbles.
Patung kuno itu, yang juga dikenal sebagai Elgin Marbles, diambil dari Kuil Parthenon di Athena pada awal abad ke-19 oleh diplomat Inggris Lord Elgin dan disimpan oleh British Museum sejak saat itu.
Sumber: Al Jazeera