MAKASSAR – Keberhasilan Walikota Makassar Ramadhan ‘Danny’ Pomanto menjadi tuan rumah bagi para sineas memang perlu diacungi jempol.
Pasalnya, meski berada di kawasan Timur Indonesia, namun Danny tidak ingin kehilangan momen sedikitpun untuk memajukan perfileman Tanah Air lewat ajang Makassar International Eight Festival (F8).
“Saya rasa ini menjadi salah satu momen bangkitnya perfileman Indonesia lewat karya anak-anak Makassar,” kata Dadang (50) saat ditemui Redaksi di Zona 4 panggung film yang berlokasi di Anjungan Pantai Losari di Makassar beberapa waktu lalu.
Menurut Dadang, perhelatan semacam ini cukup langka diadakan di kota kelahirannya itu. Jadi dengan memberi ruang pada anak muda di dunia film, Dadang merasa optimis bila kedepannya karya siapapun termasuk ia sendiri dapat ditampilkan di acara F8.
“Setelah lihat beberapa karya anak Makassar dan dari Jepang ya kita jadinya terpicu untuk ikut serta mendaftarkan karya kita sendiri di tahun depan nanti,” kata Dadang yang merupakan alumni Universitas Hasanuddin ini.
Sineas Film Tanah Air Sapa Warga Makassar
Panggung film, function and writer diadakan di hari ketiga ajang F8. Dua film pendek berjudul ADAM (far away from the memories) dan Tantarayya untuk meramaikan festival ini.
Zhadam Aldy Nurdin selaku sutradara film ADAM meramu roman picisan klasik yang cukup jarang jadi favorit para sineas klasik Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia.
Film ADAM memasang sosok pria sebagai artis utama yang memendam asa untuk menjadi seorang aktor terkenal untuk bisa mendapatkan popularitas dan uang agar bisa melamar gadis pujaan hatinya. Sangat menarik bukan?
Tak hanya itu, produser Film Uang Panai 1 dan 2, Amril Nuryan juga dihadirkan di lokasi. Yang hadir di lokasi saat itu tentu sangat beruntung karena panggung f8 menjadi ajang pemutaran trailer perdana untuk serial film yang mengambil cerita tentang budaya di Sulawesi Selatan ini.
Konsulat Jepang Tak Mau Ketinggalan
Kantor Konsuler Jepang di Makassar berpartisipasi dalam pemutaran film di Festival F8 Makassar 2022 melalui dukungan dari The Japan Foundation, Jakarta (@jf_jakarta).
Film yang diputar adalah “Neko Ninja” yang disutradarai oleh Takeshi Watanabe dan rilis di Jepang pada tahun 2017.
Film yang berdurasi 95 menit ini bercerita tentang seorang Ninja bernama Kagerota dari klan Kiryu yang ditinggalkan ayahnya pada usia 10 tahun.
Ayahnya, Kenzan adalah seorang ninja hidung merah legendaris. Ayahnya mengatakan kepadanya bahwa mereka hanya akan bertemu lagi saat Kagerota tumbuh dewasa dan memoles keterampilan ninja miliknya sendiri.
Setelah mencapai kedewasaan, Kagerota telah menjadi ninja yang diburu oleh agen yang dikirim oleh pemimpin klan berusia lanjut bernama Katsuragi untuk mendapatkan kembali gulungan Kenzan yang dianggap berisi cerita kemampuan mitos para pejuang mengubah penampilan untuk memenangkan pertempuran.
Film bernuansa heartwarming-comedy ini ditonton ratusan pengunjung Makassar F8 karena film ini dikemas dengan baik dan memiliki makna yang mendalam.
Teatrikal Puisi, Ajak Masyarakat Lestarikan Adat
Teatrikal Puisi yang dibawakan oleh Sinerji Teater mengajak pengunjung Makassar F8, secara bersama satukan tekad untuk menjaga budaya, dan membangun cagar budaya yang ada di Kota Makassar. Dengan seni puisi, rangkaian kata nan indah, yang disampaikan melalui dalam bahasa Makassar dan bahasa Indonesia.
Penyampaian puisi melalui dua bahasa, memudahkan pengunjung dalam memahami penyampaian isi puisi. Puisi karya Syahril Rani dg Nassa, dan disutradarai oleh Yudistira Suka Tanya, berjudul Mangkasara Bori Ri Kalabbirang, Makassar Suku Bangsa yang dimuliakan.
Berikut adalah cuplikan puisinya:
KATUTUI BUDAYA BANSATA
Mae maki
Akbulo sibatang
Na kikatutui budaya bansata
Aksama turuk akkawaru
Ri pappijappu pangngadakang
Mae maki
Aknannungang ri adak sossoranta
Antuliangngi appakalabbirik
Tutu ri adak turiolo
Angkanyamengi budaya julu bansata
Mae maki
Ri empoang seni tradisita
Akkammi ri pangngai
Akbangunturuk ri cagar budayata
Anjari pennyaleori ri pakmaitta.
Terjemahan puisi di atas adalah sebagai berikut:
PELIHARALAH BUDAYA BANGSA KITA
Marilah
Kita bersatu tekad
Memelihara budaya bangsa
Sepakat melestarikan dan menjaga
keteguhan adat istiadat
Marilah
Kita lestarikan adat turun temurun
Selalu memuliakannya
memelihara budaya leluhur
melestarian budaya bangsa ini