JAKARTA – Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2024 ini juga akan diwarnai dengan berbagai fenomena astronomi yang patut dinantikan.
Salah satunya adalah gerhana Matahari total, yang diprediksi akan terjadi pada 8 April dan dapat disaksikan di sejumlah wilayah di dunia.
Melansir laman Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung, gerhana Matahari terjadi saat Bulan tepat berada di antara Bumi dan Matahari.
Posisi tersebut mendorong jatuhnya bayangan Bulan ke sebagian permukaan Bumi. Bayangan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu umbra, penumbra, dan antumbra.
Adapun yang disebut gerhana Matahari total adalah ketika daerah di permukaan Bumi menjadi yang termasuk ke dalam umbra saat gerhana terjadi.
Saat itu, orang-orang akan menyaksikan sekelilingnya dilingkupi kegelapan secara perlahan-lahan, dengan piringan Bulan yang menutupi Matahari sepenuhnya.
Gerhana Matahari total tercatat terakhir kali terjadi pada 4 Desember 2021 di Antartika.
Setelahnya, yang terjadi adalah gerhana Matahari sebagian (30 April 2022 dan 25 Oktober 2022), hibrida (20 April 2023), dan cincin (14 Oktober 2023).
Adapun gerhana Matahari total yang akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang, sayangnya, diprediksi tidak akan terjadi di Indonesia.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) lewat laman resminya mengungkap bahwa gerhana tersebut akan melintasi Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
Fenomena tersebut diperkirakan akan berlangsung selama 4 menit 28 detik, dengan waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah pukul 18:18 waktu setempat.
Berminat menyaksikannya?