22.4 C
Indonesia

Seperti Manusia, Orca Juga Mengalami Menopause

Must read

JAKARTA – Setidaknya ada enam makhluk hidup di dunia yang saat ini diketahui mengalami menopause, yakni penurunan alami pada hormon reproduksi ketika memasuki usia tertentu.

Selain manusia (perempuan), betina dari lima jenis paus bergigi juga mengalami menopause–termasuk paus pembunuh alias orca, yang dikenal sebagai predator puncak di rantai makanan di dunia laut.

Dan sama seperti manusia, orca betina yang telah memasuki masa menopause juga tidak lagi bereproduksi–membuatnya “memiliki banyak waktu dan minat”, kata Deborah Giles selaku direktur penelitian dan sains di organisasi non-profit Wild Orca.

Melansir National Geographic, studi terbaru menunjukkan bahwa orca betina yang telah mengalami menopause memberikan kontribusi baru kepada kawanannya.

Kontribusi tersebut adalah pengajaran bagi anak-anak jantannya tentang cara agar tidak mendapatkan luka dari perkelahian dengan orca lainnya.

Hal ini, menurut Giles, dapat terjadi karena orca betina yang telah menopause tidak lagi seperti betina yang aktif bereproduksi sehingga “sibuk menjaga anak-anaknya”.

Adapun fakta bahwa terjadinya transfer ilmu dari orca betina menopause ke anak-anaknya jantannya diketahui dari bekas tusukan gigi lawan di tubuh mereka.

Peneliti menemukan bahwa orca jantan dengan induk yang telah menopause memiliki bekas luka yang lebih sedikit daripada orca jantan dengan induk yang belum menopause.

Dan mengingat statusnya sebagai predator puncak–yang secara eksklusif adalah pemakan ikan, orca disebutkan tidak mudah terluka dengan perlawanan dari mangsanya.

Dengan begitu, luka-luka yang ada di tubuhnya diperkirakan berasal dari sesama anggota kawanan; entah itu dari perkelahian atau permainan yang berujung serius.

“Kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa luka-luka ini berasal dari dalam populasi,” kata Charli Grimes selaku ahli perilaku hewan di University of Exeter.

“Itu adalah sesuatu yang kami sangat ingin pelajari lebih lanjut, menggunakan drone untuk melihatnya secara langsung,” tambahnya.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology ini berfokus pada orca penghuni kawasan selatan, yakni populasi yang terancam punah di Pasifik barat laut Amerika Serikat.

Para peneliti yang berasal dari Exeter, University of York, dan Center for Whale Research (Washington) memahami dengan baik setiap orca di lingkup populasi tersebut–yang hanya terdiri dari 103 ekor orca.

Perlu diingat bahwa ‘ilmu’ menghindari luka ini hanya diajarkan kepada anak orca jantan oleh induk yang telah mengalami menopause.

Peneliti tidak menemukan adanya perbedaan di antara luka-luka yang dimiliki para anak jantan dengan induk produktif dan anak jantan yang tidak lagi memiliki induk.

Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan luka di antara anak betina terlepas dari status reproduksi induknya—artinya tidak ada perlindungan khusus yang diberikan kepada mereka.

 

Baca juga: Studi Temukan Induk Orca Berkorban Seumur Hidup untuk Anaknya Yang Jantan

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru