
ISRAEL – Komandan Senior Jihad Islam Palestina Hasam Abu Harbid dinyatakan tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza utara Senin (-7/5) sore waktu setempat. Peristiwa tersebut terjadi ketika roket milik Hamas menembaki daerah yang diblokade secara terus menerus ke arah komunitas Israel selatan.
Jerusalem Post mengatakan bahwa serangan udara terhadap Hamas terjadi saat sirena pertanda serangan roket Hamas masuk ke wilayah Israel. Sepanjang malam suara sirene terus menggelegar di Ashkelon dan Bersyeba.
Militer Israel mengatakan bahwa Abu Harbid, yang tewas dalam operasi gabungan dengan dinas intelijen Shin Bet, diketahui pernah memimpin divisi organisasi teror Jalur Gaza utara sejak 2019 ketika pendahulunya Baha abu el-Atta tewas dalam pembunuhan yang ditargetkan oleh IDF
Abu-Harbid yang jadi target operasi dominan Israel dalam kelompok itu selama 15 tahun terakhir, berada di balik penembakan, peluncuran roket dan peluru kendali anti-tank yang melukai warga sipil Israel.
Setelah pembunuhannya malam itu, roket Hamas diluncurkan ke arah komunitas Israel di dekat perbatasan serta Ashdod, Ashkelon dan Beersheba.
Juru Bicara Militer Israel Brigjen Hidai Zilberman mengatakan kepada wartawan bahwa tak lama setelah pembunuhan Abu-Arbid, militer menargetkan sebuah mobil di dekat pantai Gazan di sektor utara Jalur Gaza dan kapal angkatan laut submersible otonom.
“Kami mengakui persiapan untuk serangan maritim, kapal maritim itu telah dibawa ke pantai dan dalam perjalanannya untuk melakukan serangan teror di perairan Israel ketika dihantam dan hancur total. Beberapa operator yang berada di dalam mobil tersebut tewas,” kata Zilberman.
Angkatan Udara militer Israel menyerang hingga mencapai ratusan kilometer jaringan terowongan bawah tanah Metro dimana Hamas beroperasi untuk ketiga kalinya dalam semalam pada hari Senin. Militer Israel menyerang 15 kilometer dari garis C, garis perbatasan Israel dan Gaza.
54 jet tempur menjatuhkan 110 amunisi tepat sasaran di 35 target dalam waktu 20 menit. Selain itu, pesawat jet Israel juga menghantam 9 tempat tinggal yang disebut-sebut sebagai tempat tinggal komandan tertinggi Hamas. Lokasi tersebut diduga juga jadi tempat disembunyikannya berbagai macam infrastruktur teror dan senjata milik Hamas.
Sementara itu, rumah yang diserang oleh militer Israel adalah milik komandan batalyon Beit Hanoun dan komandan kompi di Beit Hanoun, batalion Sabara di Kota Gaza dan batalion Shati. Serangan udara Israel juga menyerang infrastruktur militer yang digunakan untuk komando dan kontrol di rumah seorang operator Hamas yang bertanggung jawab atas intelijen militer di Shejaiya.
Sebuah terowongan di Gaza Selatan juga dilaporkan hancur akibat serangan tersebut. Terowongan tersebut ternyata sengaja dibangun di pintu masuk taman kanak-kanak alias di jantung rumah tinggal penduduk sipil. Militer Israel mengklaim telah lakukan tindakan pencegahan untuk memastikan meminimalkan kerusakan pada penduduk sipil
Saat Hamas terus meluncurkan roketnya, disaat yang bersamaan juga rumah pemimpin Hamas Gaza Yahya Sinwar dan saudaranya Muhammad yang bertanggung jawab atas logistik dan perekrutan tenaga kerja Hamas juga dihancurkan. Rumah ini juga berfungsi sebagai infrastruktur teror yang sangat penting.
Kemudian, militer Israel lakukan serangan udara terhadap beberapa rumah lainnya, serta kantor Kepala Perencanaan dan Pengembangan Biro Politik Hamas Samah Sarag, kediaman komandan Batalyon Hamas Zeitoun di Kota Gaza Youssef Abel-Wahab, dan kediaman Pejabat Intelijen Militer Hamas Ahmad Abd El Aal.
Puluhan pabrik senjata dan tempat penyimpanan di Tzabrah tel Aloha, Sheik Amodan dan Kota Gaza juga diserang. Militer Israel mengatakan bahwa pabrik tersebut itu terletak di rumah-rumah operasi angkatan laut dan udara Hamas, regu anti-tank, dan unit-unit cyber ofensif.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, 181 orang telah tewas sejak pertempuran dimulai, termasuk 52 anak dan 31 wanita, sementara itu 1.200 lainnya terluka