PRANCIS – Ratusan ribu petani di Prancis pada Senin (29/1) melangsungkan demonstrasi di Paris guna memprotes kenaikan harga, birokrasi yang meningkat, dan persaingan dengan produk impor.
Mereka mengatakan ketiga hal tersebut berdampak pada kehidupan mereka dan membuat pendapatan menurun. Mereka bersumpah akan “membuat Paris kelaparan”.
“Kami tidak bertani secara murah… padahal kami harus bisa mencari nafkah dari perdagangan kami,” kata seorang pengunjuk rasa di Paris kepada BBC.
Demonstrasi berlangsung dengan pengerahan sekitar 800 traktor untuk mengepung ibu kota dan memblokir jalan-jalan utama ke sana.
Atas langkah tersebut, pihak berwenang Prancis mengumumkan bahwa sebanyak 15 ribu polisi telah dikerahkan untuk mencegah traktor-traktor memasuki kota.
Meskipun begitu, polisi dilaporkan diberi perintah untuk tidak melakukan intervensi sehingga tidak ada tanda-tanda kekacauan sejauh ini.
Mengutip Antara, para petani Prancis memulai gerakan mereka hampir dua pekan lalu untuk memprotes penurunan pendapatan dan meningkatnya peraturan, regulasi, serta dokumen.
Beberapa petani mengeluh bahwa kebijakan perdagangan yang tidak adil telah menempatkan mereka dalam persaingan yang tidak sehat dengan petani dari negara lain yang tidak tunduk pada aturan serupa.
Menteri Pertanian Prancis Marc Fesneau merespons aksi protes ini dengan mengumumkan bahwa “langkah-langkah baru” akan diambil keesokan harinya.
Sementara itu, Istana Elysee mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Kamis (1/2).
Pertemuan yang akan berlangsung di Brussels, Belgia, itu adalah untuk membahas industri pertanian dan dukungan Uni Eropa terhadap petani.