23.6 C
Indonesia

Persidangan Terhadap Empat Warga Sudan yang Diduga Membunuh Polisi Saat Aksi Protes Dimulai

Must read

SUDAN – Di tengah demonstrasi anti militer dan kehadiran polisi yang ramai di antara masyarakat di Sudan, pengadilan terhadap empat pengunjuk rasa yang dituduh membunuh seorang perwira polisi dimulai di ibu kota, Khartoum, kemarin, Minggu (29/5).

Keempatnya dituduh melakukan penusukan fatal terhadap seorang brigadir jenderal polisi pada bulan Januari lalu.

Para terdakwa, yang telah menjadi lambang gerakan protes anti-militer, menyangkal tuduhan tersebut.

Baca Juga:

Dilansir dari Reuters, saat mereka memasuki ruang sidang, mereka mengangkat kepalan tangan ke atas dan membuat gestur bahwa mereka yakin akan kemenangan yang segera datang.

Pasukan keamanan Sudan diketahui telah sering menahan politisi dan tokoh oposisi yang terkait dengan gerakan protes sejak kudeta yang mengakhiri pengaturan pembagian kekuasaan militer-sipil pada Oktober lalu.

Pengacara bahkan mengatakan masih ada puluhan orang yang ditahan hingga saat ini.

Pada hari yang sama, sebuah badan keamanan yang melekat pada dewan penguasa Sudan merekomendasikan untuk mencabut undang-undang darurat yang diberlakukan setelah kudeta dan membebaskan mereka yang ditangkap berdasarkan undang-undang tersebut.

Dewan yang berkuasa mengatakan langkah itu dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang cocok untuk berdialog, mengingat berbagai upaya untuk memecahkan kebuntuan antara militer dan lawan-lawannya sejauh ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Kerabat dan pengacara dari orang-orang yang persidangannya dimulai kemarin menuduh pihak berwenang menyiksa setidaknya satu dari mereka, yang dikenal dengan nama Tupac.

Pihak kepolisian tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, sementara para pemimpin militer menyangkal tuduhan tersebut.

Abdelazim Hassan, bagian dari tim hukum yang mewakili para pria tersebut, mengatakan bahwa hakim memerintahkan agar kliennya menjalani pemeriksaan medis.

Para pemimpin militer Sudan mengatakan orang-orang itu tunduk pada prosedur kriminal biasa.

Di luar ruang sidang, para pengunjuk rasa meneriakkan, “Tupac bukan pembunuh!” dan “Burhan adalah pembunuh!”.

Mereka mengacu pada Jenderal Abdel Fattah al-Burhan yang memimpin kudeta Oktober.

Kudeta yang mengakhiri dua tahun pembagian kekuasaan setelah penggulingan Omar al-Bashir saat itu diwarnai protes massa selama beberapa minggu.

Militer mengatakan mereka melakukan intervensi karena kelumpuhan politik untuk “memperbaiki” transisi.

Petugas medis mengatakan bahwa dua pengunjuk rasa tewas pada hari Sabtu oleh pasukan keamanan selama protes di pinggiran Khartoum. Jumlah yang tewas dalam protes kini menjadi 98.

“Kami tidak akan diperintah melalui tuduhan palsu, dan kami tidak akan diperintah dengan pembunuhan,” kata Hamzah, seorang pengunjuk rasa di gedung pengadilan.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru