24.2 C
Indonesia

Pengajar Kitab Ibrani: Orang Kristen Yang Jadi Ustad Mengalami Geger Budaya Sehingga Lapar Akan Identitas

Must read

Rita Wahyu Wulandari

JAKARTA – Pengajar Kitab Ibrani asal Indonesia Rita Wahyu Wulandari mengatakan bahwa siapapun yang baru saja masuk ke dalam agama Kristen dan mengenal pribadi Yesus sebaiknya dididik dengan baik agar tidak mengalami geger budaya.

“Termasuk juga untuk orang Kristen yang memilih Islam sebagai agama barunya. Rita berharap mereka juga dididik oleh ustad yang baik, bukan oleh ustad yang memiliki paham ultra kanan,” ujar Rita saat berbincang dengan The Editor beberapa waktu lalu.

Rita mengingatkan bahwa orang Kristen yang baru pindah ke Islam biasanya menginginkan identitas baru. Saat identitas baru yang mereka cari salah arah maka akan menumbuhkan orang-orang yang rela melakukan bom bunuh diri dengan mengatas namakan jihad.

Baca Juga:

“Kalau diajak sama ustad ultra kanan maka maju dia, langsung jadi pengantin (bom bunuh diri),” ungkapnya.

“Karena dia ingin identitas, identitas baru. Dan dia ingin diakui ke-Islamannya. Dan bagi saya hal ini juga berlaku bagi orang Kristen yang baru saja pindah agama dari agama lain,” katanya lagi.

Jadi, kata Rita lagi, untuk orang-orang yang baru saja memeluk Islam sebagai agamanya, lebih baik memilih ustad yang memiliki pemahaman yang benar. Ia tidak merekomendasikan ustad-ustad seperti ustad Felix Siauw, Yahya Waloni dan Irena Handono untuk dijadikan sebagai pedoman karena asih tergolong baru.

“Mereka Islam baru tapi mereka lebih radikal dari pada orang-orang NU (Nahdlatul Ulama). Gus Miftah nggak akan ngomong kaya begitu,” jelasnya.

Ustad Yahya Waloni misalnya, Rita menilai ustad yang baru pindah dari agama Kristen tersebut mengalami geger budaya. Akibatnya, Ia tidak bisa memahami kedudukannya namun sangat lapar akan identitas. Dan, kondisi ini juga berlaku untuk orang Islam yang pindah ke agama Kristen atau agama lain seperti ke Buddha dan Hindu.

“Semuanya akan jadi radikal dan jadi pengantin,” jelasnya.

“Jadi, perlu bagi orang-orang NU melakukan pemuridan untuk orang yang baru pindah agama ke Islam. Dan hal ini juga berlaku untuk petobat baru atau yang baru masuk Kristen juga sama,” jelasnya.

Rita juga sangat mengkritisi aksi orang-orang Kristen yang langsung memberi panggung kepada orang-orang yang baru saja memeluk agama Kristen. Misalnya, saat seorang artis asal Ibukota dan seorang pelawak menyatakan dirinya sebagai orang Kristen. Padahal, yang mereka butuhkan adalah pemuridan yang baik oleh orang-orang yang benar.

“Asmirandah dan pelawak itu misalnya. Langsung dimunculkan sana sini. Padahal mereka itu dikategorikan seorang bayi,” katanya.

Dalam satu hal, menurut Rita, mengenalkan mereka ke khalayak ramai sangat baik karena akan menjadi cara bagi masyarakat untuk tahu bagaimana Tuhan menjamah hidup dua orang tersebut. Namun, harus diingat bahwa orang Kristen semacam ini masih dikategorikan sebagai seorang bayi yang sangat perlu mendapat asupan firman Tuhan yang benar agar tidak mengalami geger budaya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru