23.7 C
Indonesia

Peneliti Temukan Lubang Hitam Aktif Terjauh Yang Terbentuk di Awal Lahirnya Alam Semesta

Must read

JAKARTA – Bagi para pencinta luar angkasa, lubang hitam alias black hole tentu bukan sesuatu yang baru. Objek astronomi yang satu ini memiliki daya gravitasi yang amat kuat sehingga bisa menarik apa pun yang ada atau melintas di dekatnya.

Belum lama ini, para peneliti dengan bantuan teleskop James Webb yang super canggih berhasil menemukan lubang hitam aktif raksasa terjauh dari Bumi.

Lubang hitam itu ada di galaksi CEERS 1019 yang sudah ada sejak awal terbentuknya alam semesta, yakni terbentuk sekitar 570 juta tahun setelah fenomena big bang.

Baca Juga:

Meskipun disebut raksasa, lubang hitam itu berukuran sedikit lebih kecil daripada lubang hitam lainnya yang diketahui juga terbentuk pada awal alam semesta.

“CEERS 1019 tidak hanya terkenal karena sudah berapa lama keberadaannya, tetapi juga seberapa kecil bobot lubang hitamnya,” demikian tertulis di laman resmi NASA.

“Lubang hitam ini sekitar 9 juta massa Matahari, jauh lebih sedikit dari lubang hitam lain yang juga ada di alam semesta awal dan terdeteksi teleskop lain,” sambungnya.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa lubang hitam itu lebih mirip lubang hitam yang ada di galaksi kita, Bima Sakti, yang ukurannya hanya 4,6 juta kali lipat Matahari.

Lubang hitam itu juga tidak seterang lubang hitam raksasa lainnya yang telah terdeteksi sebelumnya–membuat penelitian tentangnya semakin menarik.

“Melihat objek yang jauh dengan teleskop ini [James Webb] sangat mirip dengan melihat data dari lubang hitam yang ada di galaksi-galaksi dekat kita,” kata Rebecca Larson dari University of Texas di Austin, yang memimpin penemuan ini.

“Ada begitu banyak garis spektral untuk dianalisis!” tambahnya.

Dengan teleskop James Webb, tim peneliti tidak hanya dapat menguraikan emisi mana dalam spektrum yang berasal dari lubang hitam dan mana yang berasal dari galaksi induknya.

Mereka juga dapat menunjukkan dengan tepat berapa banyak gas yang dicerna lubang hitam itu dan menentukan tingkat pembentukan bintang galaksi.

Dari pengamatan yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa CEERS 1019 menelan gas sebanyak mungkin sambil juga menghasilkan bintang baru.

Secara visual, CEERS 1019 disebutkan muncul sebagai tiga gumpalan terang, bukan satu piringan bundar.

“Kami tidak terbiasa melihat begitu banyak struktur dalam gambar pada jarak ini,” kata anggota tim CEERS Jeyhan Kartaltepe dari Rochester Institute of Technology di New York.

“Penggabungan galaksi bisa jadi ikut bertanggung jawab memicu aktivitas di lubang hitam galaksi ini, dan itu juga bisa mengarah pada peningkatan pembentukan bintang,” sambungnya.

Menurut Steven Finkelstein dari University of Texas yang memimpin Survei Cosmic Evolution Early Release Science (CEERS) Webb, penelitian tentang objek-objek astronomi yang terbentuk pada awal alam semesta umumnya bersifat teoritis–dan hal-hal di atas hanyalah sedikit dari temuan terobosan pertama dari survei.

“Dengan Webb, kita tidak hanya dapat melihat lubang hitam dan galaksi pada jarak yang ekstrem, kita sekarang dapat mulai mengukurnya secara akurat. Itulah kekuatan luar biasa dari teleskop ini,” katanya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru