21.2 C
Indonesia

Merupakan Orang Suku Asli, Bocah Ini Jadi Korban Bully Hingga Dibakar di Kelas

Must read

MEKSIKO – Awal bulan lalu, tepatnya pada tanggal 6 Juni 2022, seorang siswa berusia 14 tahun di Josefa Vergara High School di Querétaro, Meksiko, dibakar oleh teman sekelasnya.

Siswa tersebut, Juan Pablo Zamorano, akhirnya menderita luka bakar tingkat dua dan tingkat tiga.

Pihak medis di klinik setempat bahkan kesulitan dalam memberikan pertolongan akibat parahnya kondisi Juan saat itu.

Baca Juga:

Dilansir dari AJ+, kejadian tersebut berawal dari aksi penuangan alkohol ke kursi Juan oleh teman-teman sekelasnya.

Merasa celananya basah, ia pun berdiri dan salah satu dari temannya langsung menyalakan api.

“Tidak ada yang membantunya. [Ia melakukannya] sendirian, melepas celana, semua bajunya, agar terhindar dari api,” ungkap ayah Juan kepada media Spanyol El País.

Keluarga Juan mengatakan bahwa guru yang berada di lokasi kejadian tidak menelepon layanan darurat 911 atau bahkan memberi tahu mereka setelah kejadian.

Ayah Juan juga mengatakan bahwa para guru memintanya untuk tidak melaporkan hal ini. Mereka juga setuju untuk membayar sebagian biaya medis Juan.

“Para guru akan membayar sebagiannya dan para orang tua dari murid yang melakukan penyerangan setuju untuk membayar semua biaya medis yang dibutuhkan,” tuturnya, menambahkan bahwa ia dan anggota keluarganya yang lain menolak hal itu.

Orang tua Juan disebutkan akan menuntut para pelaku dan guru. Ivestigasi terhadap keseluruhan sekolah juga telah diluncurkan sejak saat itu.

Sehari setelah aksi tersebut, Juan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Ia menderita luka bakar di punggung bagian bawah, bokong, betis, dan area genitalnya.

Juan keluar dari rumah sakit pada tanggal 11 Juni setelah melewati empat operasi.

Kepada orang tuanya, Juan mengaku bahwa ia telah menjadi target perundungan (bully) selama berbulan-bulan.

Teman-teman sekelasnya akan menggunting rambutnya serta mengejek aksen berbicaranya dan ibunya yang menjual permen untuk pemasukan tambahan.

Juan sendiri berasal dari keluarga suku asli Otomí dan tidak bisa berbahasa Spanyol dengan baik.

Sekretaris pendidikan di negara bagian Querétaro dikabarkan enggan menyebut kasus tersebut sebagai perundungan atau rasisme, melainkan menyalahkan “pengurungan” yang terjadi selama pandemi.

Sekitar 40% orang pribumi di Meksiko dilaporkan menghadapi diskriminasi dan setengahnya mengatakan bahwa hak-hak mereka tidak dihargai atau dihargai sangat sedikit.

 

Sumber: AJ Plus

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru