AMERIKA SERIKAT – Otoritas penerbangan Afghanistan pada Senin kemarin menyarankan agar maskapai penerbangan apapun harus menghindar dari wilayah terbang mereka karena konflik yang tengah terjadi di negaranya.
Wilayah udara Afghanistan telah diserahkan kepada pihak militer dan seluruh maskapai penerbangan besar diminta untuk mengalihkan penerbangannya setelah kota Kabul berhasil direbut oleh Taliban.
Reuters melaporkan bahwa pihak berwenang tidak merinci militer mana di Afghanistan yang mengambil alih sistem pengaturan layanan terbang negara tersebut. Hal ini terjadi karena runtuhnya pasukan keamanan lokal dalam menghadapi serangan Taliban.
Tetapi pasukan Amerika Serikat telah mengambil alih kontrol lalu lintas udara di bandara kota Kabul, di mana lima orang tewas pada Senin dalam peristiwa penembakan ke udara dan penyerbuan terhadap warga.
United Airlines (UAL.O), British Airways dan Virgin Atlantic (RIC:RIC:VA.UL) telah berhenti menggunakan wilayah udara Afghanistan pada hari Minggu ketika pasukan pimpinan Amerika Serikat berangkat dan negara-negara Barat mulai mengevakuasi warga mereka masing-masing. Baca selengkapnya
Pada hari Senin, Qatar Airways, Singapore Airlines (SIAL.SI), China Airlines Taiwan (2610.TW), Air France KLM (AIRF.PA) dan Lufthansa (LHAG.DE) juga melakukan hal yang sama.
Sementara itu, akibat peristiwa di Afghanistan, maskapai Air France mengatakan enam rute terbang mereka terpengaruh, yakni Bangkok, Delhi, Singapura, Mumbai, Madras, dan Ho Chi Minh.
Lufthansa mengatakan waktu penerbangan ke India dan beberapa tujuan lain akan diperpanjang hingga satu jam, dan tentunya diperkirakan akan menambah biaya bahan bakar.
Dalam pemberitahuan kepada pilot di situs webnya, Otoritas Penerbangan Sipil Afghanistan (ACAA) mengatakan setiap transit melalui wilayah udara Kabul – yang mencakup seluruh Afghanistan – tidak akan terkendali, yang berarti pesawat tidak akan lagi dipandu dari darat.
“Wilayah udara Kabul telah dibebaskan untuk militer. Sarankan pesawat transit untuk mengubah rute,” kata pemberitahuan itu.
“Setiap transit melalui wilayah udara Kabul tidak akan terkendali. Disarankan untuk lewat di daerah yang telah disarankan oleh FIR (wilayah kontrol lalu lintas udara).”
Beberapa penerbangan berbalik tepat setelah pengumuman. Situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan penerbangan Air India dari Chicago ke Delhi mengubah arah dan keluar dari wilayah udara Afghanistan tak lama setelah masuk, sementara penerbangan Terra Avia dari Baku ke Delhi melakukan hal yang sama.
Penerbangan Air India kemudian dialihkan ke Sharjah di Uni Emirat Arab untuk bahan bakar lebih banyak, kata FlightRadar24. Air India tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Analis mengatakan penerbangan antara Eropa dan sebagian Asia akan menjadi salah satu yang paling terpengaruh, menambah keruwetan rute yang semakin meningkat setelah konflik Timur Tengah dan pengalihan paksa sebuah jet di atas Belarus, yang membuat langit wilayah ini terlarang bagi banyak maskapai penerbangan.
Seorang pejabat penerbangan Barat mengatakan penarikan layanan kontrol lalu lintas udara juga akan berimplikasi pada maskapai mana pun yang mencari asuransi untuk tetap terbang di atas wilayah Afghanistan.
Preseden Yang Mematikan
Maskapai dan pemerintah telah lebih memperhatikan risiko terbang di atas wilayah udara di zona volatil dalam beberapa tahun terakhir setelah dua insiden mematikan yaitu penembakan rudal permukaan ke udara.
Sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina timur pada tahun 2014 yang menewaskan 298 orang di dalamnya, dan sebuah jet Ukraina International Airlines ditembak jatuh oleh militer Iran pada tahun 2020, menewaskan semua 176 penumpang dan awak.
Administrasi Penerbangan Federal AS pada bulan Juli memberlakukan pembatasan penerbangan baru di Afghanistan untuk maskapai dan operator AS.
Dikatakan bahwa penerbangan yang beroperasi di bawah 26.000 kaki dilarang terbang di wilayah Kabul Flight Information Region, yang sebagian besar meliputi Afghanistan, kecuali yang beroperasi di dalam dan di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, dengan alasan meminimalisir resiko yang ditimbulkan oleh aktivitas ekstremis/ militan.
Aturan ini tidak berlaku untuk operasi militer AS
Menurut situs web Safe Airspace, negara-negara lain termasuk Kanada, Inggris, Jerman dan Prancis juga telah menyarankan maskapai penerbangannya untuk mempertahankan ketinggian setidaknya 25.000 kaki di atas Afghanistan.
Penerbangan komersial juga terpengaruh, dimana Emirates menangguhkan penerbangan ke kota Kabul dan Turkish Airlines membatalkan penerbangan terjadwal ke dan dari Afghanistan. ACAA mengatakan sisi sipil bandara Kabul ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.