JAKARTA – Lebih dari satu juta warga Palestina yang berada di Jalur Gaza kehilangan tempat tinggal mereka sejak perang Israel-Hamas meletus di wilayah itu sekitar 200 hari yang lalu.
Hal itu disampaikan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina (UNRWA) pada Selasa (24/4), sekaligus menyebut bahwa 75 persen penduduk di daerah kantong pesisir itu juga telah mengungsi.
“Kehancuran terjadi di mana-mana di Gaza. Kerusakan infrastruktur penting sangat besar,” tulis UNRWA dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, dikutip dari Antara.
Juru Bicara Brigade Al-Qassam – sayap bersenjata Hamas – Abu Ubaida dalam sebuah rekaman pidato yang menandai hari ke-200 konflik tersebut mengatakan bahwa Israel menghalangi berbagai upaya mediasi gencatan senjata.
“Israel mencoba menghindar dari semua janji-janjinya dalam negosiasi dan ingin mengulur-ulur waktu,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa tidak akan ada kompromi terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina.
Hal itu termasuk penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, pencabutan blokade, dan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke rumah-rumah mereka.
Sementara itu, media Israel pada Senin (22/4) melaporkan bahwa berbagai persiapan sedang dilakukan untuk memperluas “zona kemanusiaan” di Jalur Gaza menjelang kemungkinan serangan Israel ke Rafah, kota di ujung selatan Jalur Gaza.
Hebrew Public Radio mengatakan bahwa zona kemanusiaan baru itu akan membentang dari Kota Al-Mawasi di bagian selatan Jalur Gaza di sepanjang jalur pesisir hingga ke pinggiran Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dan akan mampu menampung sekitar 1 juta pengungsi.
Menurut laporan itu, lima rumah sakit lapangan telah didirikan di area tersebut guna melengkapi sejumlah rumah sakit yang sudah beroperasi.
Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/4) berjanji akan mengintensifkan tekanan militer dan politik terhadap Hamas dalam beberapa hari mendatang.
Ia berulang kali mengancam akan melancarkan serangan ke Rafah, karena kota itu merupakan “benteng pertahanan terakhir” Hamas.
Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Jalur Gaza utara dan Jalur Gaza tengah akibat perang yang masih berlangsung antara Hamas dan Israel.
Israel melancarkan serangan berskala besar terhadap Hamas di Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Serangan Hamas sendiri dilaporkan menyebabkan sekitar 1.200 orang terbunuh dan lebih dari 200 orang disandera.
Hingga Selasa, serangan Israel di Jalur Gaza mengakibatkan 34.183 warga Palestina tewas dan 77.143 orang lainnya terluka.