21.3 C
Indonesia

Kontroversi Kloning Serigala Arktik: Orang “Bermain Tuhan”

Must read

CHINA – Kesuksesan perusahaan teknologi gen China, Sinogene Biotechnology, dalam mengkloning serigala Arktik baru-baru ini dinilai kontroversial dan disusul oleh banyak pendapat dari berbagai kalangan.

Dilansir dari Kumparan, banyak aktivis mengatakan bahwa hewan yang terlibat dalam eksperimen ini menderita selama operasi.

Sel donor mereka diambil dan tubuh mereka harus menerima embrio yang akan dipantau perkembangannya selama beberapa waktu.

Baca Juga:

Beberapa orang juga berkomentar bahwa teknik kloning ini melarang beberapa larangan moral, seperti membiarkan manusia ‘bermain Tuhan’ dengan menghasilkan embrio tanpa adanya pembuahan.

Di sisi lain, orang-orang percaya bahwa kloning hewan adalah cara untuk menyelamatkan spesies dari ambang kepunahan.

Kloning serigala Arktik ini diklaim berhasil setelah berbagai percobaan dilakukan dalam dua tahun terakhir.

Kloning ini juga disebut-sebut sebagai yang pertama dari jenisnya di dunia.

Mengutip CNN Indonesia, para peneliti Sinogene awalnya menciptakan 137 embrio serigala Arktik.

Embrio diciptakan dengan menggabungkan sel kulit dari serigala Arktik yang telah mati, yang  bernama Maya, dengan sel telur yang belum matang dari anjing beagle.

Dipilihnya anjing beagle bukan tanpa alasan. Jenis ini terungkap memiliki DNA yang cukup mirip dengan serigala.

Selain itu, anjing beagle juga berbagi nenek moyang dengan serigala purba.

Penggabungan itu dapat terjadi melalui proses yang dikenal sebagai transfer inti sel somatik (SCNT).

Dari embrio-embrio tersebut, 85 di antaranya berhasil ditransplantasikan ke tujuh pengganti beagle.

Dari embrio yang ditransplantasikan itu, hanya satu yang berkembang penuh selama proses kehamilan.

Embrio tersebut berhasil lahir sebagai anak serigala betina yang juga diberi nama Maya.

Maya lahir pada bulan Juni, namun pihak perusahaan menunggu hingga 100 hari sejak kelahirannya untuk memastikan kesehatannya sebelum ia dipamerkan ke publik.

General Manager Sinogene Biotechnology Mi Jidong mengatakan bahwa masih ada jalan panjang di depan jika upaya kloning ini akan diaplikasikan pada spesies-spesies lain.

Selama ini, perusahaan tempatnya bekerja diketahui hanya mengkloning hewan-hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, yang telah mati khusus untuk klien mereka.

Menurutnya, relatif mudah untuk melakukan kloning kedua spesies tersebut.

Adapun Maya kini masih tinggal bersama ibu beaglenya di laboratorium Sinogene di Xuzhou, Cina timur.

Akan tetapi, ia nantinya akan dipindahkan ke taman margasatwa Harbin Polarland untuk tinggal bersama kawanan serigala Arktik lainnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru