INGGRIS – Situasi visa para pengungsi Afghanistan yang ada di Inggris saat ini dibalas oleh pejabat setempat dengan cukup santai. Desakan para pengacara bahkan dituduh sebagai “penciptaan ketakutan yang tidak perlu” oleh seorang juru bicara Kantor Dalam Negeri.
“Warga negara Afghanistan yang dimukimkan kembali di sini sudah memiliki hak untuk bekerja, akses ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan dapat mengajukan permohonan dana publik,” katanya.
Dokumen perizinan permanen yang kini tengah diurus, menurutnya, tidak perlu dijadikan patokan apakah perizinan yang sekarang sah atau tidak.
“Jadi untuk menyarankan mereka berisiko kehilangan hak mereka sepenuhnya salah,” lanjutnya.
Seperti yang diketahui, sebanyak 15.000 warga Afghanistan berhasil dievakuasi Inggris pada Agustus lalu.
Mereka mendapatkan visa khusus serta dijanjikan untuk dapat menetap dan mendapatkan hak sebagaimana warga lainnya.
Akan tetapi, beberapa pengungsi mengaku mereka mengalami permasalahan dengan dokumen tersebut.
Ada yang mengaku kehilangannya, ada juga yang mengatakan sulit untuk memperpanjangnya.
Sememtara itu, I. Stephanie Boyce, presiden dari Law Society yang mewakili pengacara, mengatakan bahwa para pengacara telah meminta informasi lebih lanjut dari Home Office.
Dia mengatakan mereka telah berusaha untuk mendapatkan kejelasan selama berbulan-bulan.
Para pengacara mengkhawatirkan klien mereka akan menjadi overstayers karena kelalaian ini serta menghadapi kemungkinan tunawisma dan kemiskinan.
“Departemen Dalam Negeri harus segera memberikan bukti kepada setiap orang ini tentang hak berkelanjutan mereka untuk bekerja, belajar, dan menyewa akomodasi,” katanya.
“Sambutan hangat Inggris tidak ada artinya jika pemerintah tidak memberikan jaminan nyata yang dapat menghilangkan ketakutan ribuan orang dan memberi mereka kepastian hukum yang mereka butuhkan,” lanjutnya.
Dalam beberapa kasus, warga Afghanistan mengatakan bahwa mereka telah menerima jaminan lisan dari pejabat bahwa dokumen mereka pada akhirnya akan datang.
Sumber: BBC