24.7 C
Indonesia

Ikan Belida Kembali Ditemukan di Jawa Setelah Dinyatakan Punah Tiga Tahun Lalu

Must read

JAKARTA – Setelah dinyatakan punah oleh Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) pada tahun 2020, ikan belida chitala lopis kembali ditemukan di Jawa.

Penemuan itu merupakan hasil riset yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah pihak baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk Universitas Jambi dan Universite Montpellier (Prancis).

Menurut Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo, penemuan ikan yang sempat punah itu memperjelas status taksonomi dan sebaran ikan belida di Indonesia.

Baca Juga:

“Tak hanya membantah kepunahan chitala lopis, penemuan itu juga menjawab persoalan taksonomi ikan belida di Indonesia,” katanya, dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penemuan kembali ikan belida ini berasal dari hasil koleksi yang dikumpulkan dari 34 lokasi di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Koleksi tersebut dikatakannya dikumpulkan sejak November 2015 sampai September 2023.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan data hasil sekuensing DNA barcoding dengan data genetik global barcode of life data (BOLD).

Selain itu, perbandingan juga dilakukan terhadap karakterisasi morfologi dengan koleksi spesies chitala lopis yang tersimpan di Natural History Museum di London, Inggris.

Setelah melewati upaya perbandingan itu, peneliti meyakini bahwa spesies yang ditemukan adalah chitala lopis.

Keabsahan penemuan tersebut kemudian dirilis dalam jurnal bereputasi tinggi (Q1) di Jerman, yakni Journal of Endangered Species Research volume 52, November 2023.

Arif menjelaskan, chitala lopis termasuk ke dalam famili Notopteridae dan ordo Osteoglossiformes. Ikan itu adalah ikan purba yang mempunyai bentuk sirip seperti kipas.

“Jika ditinjau secara intraspesifik, jarak genetik chitala lopis, chitala hypselonotus dan chitala borneensis sangat rendah, sehingga pembeda gen mitochondrial antar-spesies tidak identik,” jelasnya dalam pernyataan resmi.

“Karakter morfologi chitala lopis memiliki tinggi tubuh posterior dan panjang per-dorsal lebih dominan dibandingkan dengan chitala borneensis. Evolusi chitala lopis diperkirakan terjadi sejak 1.200 tahun yang lalu,” imbuhnya.

Para ahli mengungkap bahwa mayoritas ikan belida di Indonesia termasuk dalam spesies chitala lopis.

Akan tetapi, jenis lain yang sering ditemukan adalah chitala borneensis dan chitala hypselonotus.

Kelimpahan dan sebaran ketiga jenis ikan tersebut pun diketahui mengalami penurunan di pulau Sumatera dan Jawa.

Bahkan, chitala hypselonotus terakhir ditemui pada tahun 2015.

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi, terdapat empat spesies famili notopteridae yang dilindungi, tiga di antaranya adalah chitala lopis, chitala borneensis, dan chitala hypselonotus.

IUCN sebelumnya mengungkap spesies chitala termasuk spesies dengan kategori least concern atau tingkat risiko kepunahan masih rendah di Indonesia–kecuali chitala lopis yang dianggap punah.

Oleh sebab itu, status konservasi pada IUCN perlu dievaluasi pada sebaran chitala lopis di Indonesia bukan hanya di Pulau Jawa.

Selain itu, diperlukan juga revisi status konservasi chitala hypselonotus dan chitala borneensis dari least concern menjadi critically endangered atau kritis karena keterbatasan stok dan sebarannya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru