JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia pada Selasa (7/11) mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan Israel mengenai Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang menjadi markas Hamas.
Juru bicara Kemlu Lalu Muhamad Iqbal menegaskan bahwa rumah sakit yang berada di utara Jalur Gaza itu sepenuhnya dibangun untuk tujuan kemanusiaan.
“RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza,” kata Iqbal dalam keterangannya.
Ia juga mengatakan bahwa Rumah Sakit Indonesia saat ini menjadi salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di Gaza.
Kondisi tersebut diperparah dengan gempuran serangan terus-menerus dari militer Israel serta pasokan medis dan bahan bakar yang semakin menipis.
“Rumah sakit ini saat ini merawat pasien dalam jumlah jauh melampaui kapasitasnya,” tutur Iqbal.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari sebelumnya menyebut beberapa rumah sakit di Gaza sebagai tempat yang menampung Hamas sekaligus perisai kelompok tersebut dari serangan Israel.
Di antara beberapa rumah sakit yang disinggungnya adalah Rumah Sakit Indonesia, yang dibangun dengan dana dari donasi rakyat Indonesia.
Rumah sakit itu berdiri dengan total empat lantai di atas tanah wakaf Pemerintah Palestina di Bayt Lahiya, utara Gaza.
Fasilitas dengan bangunan terunik dan terbesar di Gaza tersebut beroperasi dengan jumlah tempat tidur yang mencapai 230 buah.
Dalam keterangan yang sama, Iqbal juga menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sejak awal mengutuk dan menyerukan penghentian serangan terhadap target-target sipil di Gaza.
Hal itu khususnya fasilitas-fasilitas kemanusiaan, termasuk ambulans dan rumah sakit.
Ia juga mengatakan bahwa tiga orang warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan relawan di Gaza memilih untuk tetap tinggal di wilayah tersebut guna melanjutkan misi kemanusiaan.