21.3 C
Indonesia

Bangga! Tokoh Adat Dayak Iban Terima Penghargaan Kemanusiaan di Portugal

Must read

PORTUGAL – Kabar yang menggembirakan datang dari ibu kota Portugal, Lisboa, akhir pekan lalu. Salah satu tokoh dari Indonesia mendapat penghargaan yang membanggakan di kota yang cantik itu.

Adalah Apai Janggut, Ketua Masyarakat Adat (tuai rumah panjang) Dayak Iban Sungai Utik yang membawa pulang Gulbenkian Prize for Humanity pada Rabu (19/7).

Ia dipilih untuk menerima penghargaan kemanusiaan itu berkat komitmennya dalam melestarikan lingkungan Kalimantan.

Baca Juga:

“Hutan adalah sumber hidup kami, yang sudah diturunkan oleh leluhur kami sejak dulu. Menjaga hutan adalah bagian dari budaya kami,” ujar Apai Janggut dalam pidatonya.

“Karena di dalam hutan tersebut terdapat ladang kami, tanaman obat, sungai, kuburan keramat leluhur kakek nenek kami yang sudah meninggal yang harus kami jaga.  Kami bangga, aksi kami ternyata bermanfaat bagi dunia,” sambungnya.

Penghargaan tersebut diterimanya dari Yayasan Calouste Gulbenkian setelah dipilih oleh tim juri yang diketuai oleh mantan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Di panggung, Apai Janggut menerima penghargaan itu langsung dari tangan Merkel dan Presiden Yayasan António Feijó di hadapan Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa dan PM Portugal Antonio Costa.

“Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi bagi mereka yang menunjukkan komitmen luar biasa terhadap aksi lokal dan gerakan berbasis masyarakat, yang mendukung perlindungan hutan dan restorasi ekosistem,” ujar Duta Besar untuk Portugal Rudy Alfonso yang turut hadir dalam acara tersebut.

Selain Apai Janggut, penghargaan tersebut juga diberikan kepada Cécile Bibiane Ndjebet yang merupakan pakar agronomi dari Kamerun dan Lélia Wanick Salgado selaku pakar lingkungan, desainer, dan skenografer dari Brasil.

Para penerima penghargaan juga menerima hadiah yang ditujukan untuk mendukung dan melanjutkan kegiatan yang sudah mereka lakukan.

Selain itu, hadiah tersebut juga ditujukan agar dapat meningkatkan aksi kerja mereka bagi restorasi ekosistem dan upaya mengatasi isu perubahan iklim, baik di tingkat tapak, nasional, maupun global.

“Hadiah ini sangat berguna bagi kami, akan kami gunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyiapkan mereka dalam menghadapi tantangan ke depan, untuk peningkatan kapasitas generasi muda kami, dan menyiapkan pendidikan yang lebih baik,” jelas Kepala Desa Batu Lintang, Raymundus Remang, yang mendampingi Apai Janggut.

“Selain itu juga untuk mengembangkan alternatif pendapatan jangka panjang seperti ekowisata dan PES (Payment Ecosystem Services),” sambungnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru