23.6 C
Indonesia

Ada Satu Kampung di India Yang Dijuluki Sebagai Kampung YouTube, Kok Bisa?

Must read

INDIA – Jika sebuah kampung biasanya terkenal akan hasil pertanian atau peternakannya, lain cerita dengan Kampung Tulsi di India tengah.

Kampung yang merupakan bagian dari Kota Raipur itu dikenal sebagai Kampung YouTube.

Mengapa demikian?

Baca Juga:

Usut punya usut, nama tersebut diperolehnya karena sebagian warganya kini bekerja sebagai YouTuber–sebutan untuk seseorang yang kerap mengunggah video ke kanal YouTube.

Tidak hanya kalangan remaja, lansia di kampung ini pun ikut unjuk kebolehan dengan aktif mengunggah videonya ke YouTube.

Dilansir dari detiktravel, pembuat konten YouTube termuda di Kampung Tulsi masih berusia 15 tahun, sedangkan yang tertua telah menginjak usia 85 tahun.

Setidaknya sekitar seribu dari 3.000 penduduk kampung ini mengelola sekitar 40 kanal YouTube.

“Di kanal YouTube, kami membuat video komedi, program berbasis lagu, dan video balap. Anda akan menemukan semua tipe seniman di sini. Itulah mengapa desa ini dikenal sebagai desa YouTuber,” tutur seorang warga bernama Aditya Vaghil yang juga menekuni profesi ini.

Benar, profesi. Bagi sebagian warga Kampung Tulsi, menjadi YouTuber adalah profesi tetap mereka.

Meskipun begitu, ada juga yang menjadikannya sebagai sampingan atau sekadar hobi.

Lewat bidang ini, beberapa warga mengaku mendapatkan penghasilan tiga kali lipat lebih banyak dari pekerjaan mereka sebelumnya.

Adapun semua ini berawal dari kisah kesuksesan dua sekawan Gyanendra Shukla dan Jai Verma yang menginspirasi warga lainnya untuk membuat konten video.

“Saya memiliki gelar Master bidang Kimia. Saya dulu bekerja sebagai guru paruh waktu dan punya institut pelatihan. Awalnya saya mendapat 12-15 ribu rupee per bulan. Kini kami mendapatkan 30–35 ribu rupee per bulan,” kata Verma kepada ANI.

Seorang warga bernama Pinki Sahu mengaku sudah menjalani kehidupan sebagai YouTuber selama 1,5 tahun.

Ia mengatakan bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam pembuatan konten di tempat mereka, termasuk juga kaum Hawa.

Hal ini juga disebutkan telah menjadi pintu agar mereka bisa keluar rumah.

“Perempuan di sini umumnya tidak boleh keluar rumah, tapi lewat kanal YouTube kami, kami memberi mereka banyak informasi bahwa perempuan juga bisa melakukan sesuatu,” ujarnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru