JAKARTA – Masyarakat dunia dihebohkan dengan dugaan meninggalnya dua orang di India akibat sebuah virus yang ditularkan dari hewan: virus nipah.
Virus apakah itu? Apakah ada obatnya? Dan haruskah kita waspada?
Melansir BBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa infeksi virus nipah adalah “penyakit zoonosis” yang ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia.
Di masa lalu, kemungkinan terinfeksi virus ini datang dari mengonsumsi buah-buahan atau produk buah yang tercemar air seni atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi.
Virus ini juga dapat ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi dan/atau kontak dengan orang yang terinfeksi.
WHO menempatkan virus nipah ke dalam daftar penyakit yang layak mendapatkan prioritas penelitian karena potensinya bisa menyebabkan epidemi global.
Belum lama ini, dua orang dari Distrik Kozhikode, negara bagian Kerala, India, diduga meninggal setelah terinfeksi virus nipah.
Kematian pertama dilaporkan terjadi pada 30 Agustus, disusul dengan kematian kedua pada awal bulan ini.
Akibat peristiwa itu, pemerintah setempat meningkatkan pemeriksaan dan penelusuran kontak.
Sekolah-sekolah dan kantor-kantor di sebagian negara bagian juga telah ditutup dalam upaya menghentikan penyebarannya.
Sebagai informasi, ini bukanlah kali pertama negara Asia selatan itu menghadapi wabah virus nipah.
Tepatnya di Kerala, ini adalah kali keempat kali virus tersebut mengkhawatirkan masyarakat sejak tahun 2018.
Wabah sebelumnya berhasil dibasmi dalam hitungan pekan lewat tes meluas dan isolasi yang ketat terhadap mereka yang pernah melakukan kontak dengan pasien.
Virus nipah sendiri pertama kali teridentifikasi pada tahun 1999 di Malaysia setelah babi-babi di peternakan diketahui menderita penyakit pernapasan dan neurologis.
Setelahnya, virus ini mewabah, menyebabkan tewasnya lebih dari 100 orang, dan mendorong pemusnahan satu juta ekor babi.
Meskipun lebih dari 20 tahun telah berlalu, belum ada vaksin maupun pengobatan untuk mengatasi virus menular ini.
Penanganannya saat ini terbatas dalam mengatasi gejala dan perawatan intensif.
Virus nipah sebaiknya diwaspadai karena penularannya yang bisa terjadi tanpa diketahui, memiliki gejala awal yang mirip dengan penyakit pada umumnya (demam, sakit kepala, muntah, dan sebagainya), dan bisa menyebabkan kematian.
Disebutkan virus ini membunuh hingga 75% dari mereka yang terinfeksi.