NEVADA – Pengalaman kurang menyenangkan belum lama ini menimpa dua orang penumpang maskapai Air Canada, dengan mereka digiring keluar dari pesawat setelah dianggap bersikap “kasar” oleh sang pilot.
Ditulis dengan menggunakan petik dua karena kata tersebut benar diucapkan olehnya, dan berbanding terbalik dengan penilaian penumpang lain dalam penerbangan yang sama.
Setidaknya hal tersebut yang ditulis seorang penumpang di akun Facebook-nya, Susan Benson, tentang pengalamannya dalam penerbangan AC 1706 pada akhir bulan lalu.
Dalam unggahan pada Selasa (29/8), ia bercerita bahwa dua orang penumpang “kesulitan untuk duduk” karena kursi mereka ternyata kotor oleh muntahan.
Benson mengaku ia telah menyadari ada sedikit bau busuk di sekitarnya, namun awalnya tidak mengerti permasalahannya.
“Rupanya, ada yang muntah di area tersebut pada penerbangan sebelumnya,” tulis Benson.
“Air Canada mencoba melakukan pembersihan cepat sebelum boarding, namun jelas tidak dapat melakukan pembersihan menyeluruh.
“Mereka menaruh bubuk kopi di kantong kursi dan menyemprotkan parfum untuk menutupi baunya.”
Kedua penumpang yang “jelas kesal” tersebut, kata Benson, mencoba menjelaskan ke pramugari bahwa kursi dan sabuk pengaman mereka basah–dan bahkan masih memiliki sisa muntahan.
Mendengar hal tersebut, pramugari tampak sangat menyesal dan mengatakan pesawat penuh sehingga tidak ada yang bisa mereka lakukan.
Sempat ada perdebatan di antara kedua pihak, dengan kedua penumpang mengatakan mereka tidak mungkin bisa diharapkan untuk duduk di atas muntahan selama lima jam penerbangan.
Ketika pramugari menghadirkan pengawasnya, pengawas tersebut juga mengucapkan hal yang sama: meminta maaf dan mengatakan semua kursi telah terisi.
“Penumpang-penumpang itu bertanya apakah mereka setidaknya bisa mendapatkan selimut untuk duduk dan tisu untuk lebih membersihkan diri,” tulis Benson lagi.
“Mereka diberi tisu basah dan lebih banyak kantong muntahan dengan enggan. Yang terbaik yang bisa dilakukan Air Canada.”
Kedua penumpang tersebut akhirnya duduk dengan segala ketidaknyamanan mereka. Akan tetapi, masalah tidak berhenti sampai di situ.
Benson menulis bahwa pilot kemudian menghampiri keduanya dan berlutut “dengan sangat tenang” lalu mengatakan bahwa mereka punya dua pilihan.
“Mereka dapat meninggalkan pesawat atas kemauan mereka sendiri dan mengatur penerbangan dengan uang mereka sendiri, atau mereka akan diantar keluar dari pesawat oleh pihak keamanan dan dimasukkan dalam daftar larangan terbang!”
Ketika mereka bertanya alasannya, pilot tersebut menjawab bahwa mereka telah bersikap kasar kepada pramugari–yang dibantah oleh Benson dalam tulisannya.
“Mereka tentu saja tidak [kasar]! Mereka kesal dan tegas, tapi tidak kasar!” kata Benson.
Penumpang lain yang duduk di sebelah mereka mencoba menjelaskan kondisi keduanya pada sang pilot dan menegaskan bahwa mereka tidak bersikap kasar.
Akan tetapi, hal selanjutnya yang mereka saksikan adalah sang pilot yang berdiri, berjalan ke depan pesawat, dan kehadirannya diganti oleh pihak keamanan.
“Hal berikutnya yang kami tahu Keamanan turun ke lorong dan mengantar kedua wanita itu turun dari pesawat! Untuk apa? Menolak untuk duduk di muntahan selama lima jam!”
“Air Canada benar-benar mengharapkan perjalanan untuk duduk dalam muntahan atau diantar keluar dari pesawat dan dimasukkan ke dalam daftar larangan terbang!”
Benson mengaku tidak mengetahui apakah kedua penumpang tersebut benar-benar dimasukkan ke dalam daftar larangan terbang atau tidak.
Akan tetapi, ia tidak bisa berhenti memikirkan mereka karena mereka tidak melakukan suatu kesalahan.
Atas peristiwa tersebut, yang terjadi pada Sabtu (26/8), ia memutuskan untuk membagikannya di media sosial agar mendapat perhatian banyak orang.
Ia juga telah mengirimkan pengaduan langsung ke pihak Air Canada dan berharap kedua penumpang menggandeng pengacara untuk menuntut maskapai tersebut.
Permintaan maaf Air Canada
Menyusul viralnya tulisan Benson, Air Canada meminta maaf dan mengatakan telah melakukan follow-up dengan kedua penumpang yang terdampak.
Melansir Insider, dalam pernyataannya, pihak maskapai mengatakan bahwa “prosedur operasi mereka tidak diikuti dengan baik” dalam kejadian ini.
“Kami sedang meninjau masalah serius ini secara internal dan telah menindaklanjutinya dengan pelanggan secara langsung karena prosedur operasional kami tidak diikuti dengan benar dalam hal ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Ini termasuk meminta maaf kepada pelanggan-pelanggan tersebut, karena mereka jelas tidak menerima standar layanan yang menjadi hak mereka dan mengatasi kekhawatiran mereka,” tambah pernyataan itu.