JAKARTA – Di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), baik di dunia kerja maupun di kehidupan sehari-hari, pelopornya justru mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya mengembangkan sistem itu.
Geoffrey Hinton, yang luas dikenal sebagai “The Godfather of AI”, pada Senin (1/5) mengumumkan pengunduran dirinya dari Google lewat sebuah cuitan di Twitter.
Ia menyangkal kesan bahwa ia meninggalkan perusahaan teknologi raksasa itu karena ingin mengkritiknya–seperti yang ditampilkan dalam artikel The New York Times.
Ia menegaskan bahwa pengunduran dirinya dilatarbelakangi oleh keinginannya membicarakan bahaya AI tanpa harus memikirkan efeknya pada perusahaan.
“Di NYT hari ini, Cade Metz mengimplikasikan bahwa saya meninggalkan Google agar saya bisa mengkritik Google. Sebenarnya, saya pergi agar saya bisa membicarakan bahaya AI tanpa memikirkan bagaimana ini berefek pada Google. Google telah bertindak dengan sangat bertanggung jawab,” tulisnya.
Melansir detik finance, Hinton telah bekerja di Google selama sepuluh tahun terakhir sejak perusahaannya diakuisisi.
Ia telah berkecimpung di dunia ini, mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan machine learning, algoritma, dan struktur data sejak berkuliah pada tahun 1970-an.
Berkat kontribusinya pada perkembangan teknologi dunia, ia dan dua koleganya dianugerahi penghargaan Turing–sering disebut sebagai hadiah Nobel komputasi.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Times, Hinton pernah mengungkapkan kekhawatirannya tentang potensi AI yang akan menghilangkan pekerjaan
Selain itu, ia juga khawatir AI akan menciptakan dunia dengan banyak orang kesulitan mengetahui mana yang benar, selagi kemajuan teknologinya akan melampaui apa yang dia pikirkan.
Ia juga pernah membicarakan, secara terbuka, potensi AI yang tidak sepenuhnya baik untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
“Saya percaya bahwa kemajuan pesat AI akan mengubah masyarakat dengan cara yang tidak sepenuhnya kita pahami dan tidak semua efeknya akan baik,” katanya.
“Saya menemukan prospek ini jauh lebih cepat dan lebih menakutkan daripada prospek robot mengambil alih, yang menurut saya masih sangat jauh,” tutupnya.
Kepada BBC, Hinton berkelakar bahwa alasan lain dari dipilihnya keputusan mengundurkan diri dari pekerjaannya adalah usianya yang sudah tidak lagi muda.