21.7 C
Indonesia

Harimau Sering Muncul, Warga Mandailing Natal Resah dan Takut Berkebun

Must read

MANDAILING NATAL – Warga Desa Pagur, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Sumut), belakangan ini dibuat resah dengan kemunculan harimau di areal perkebunan mereka.

Sekretaris Desa Pagur Muhammad Taqwa mengatakan bahwa harimau tersebut sudah tiga kali muncul di perkebunan warga dalam dua pekan terakhir.

“Dalam dua pekan ini, tercatat sudah tiga kali terlihat oleh warga. Yang pertama pada 27 Juni pagi, kemudian pada Rabu (6/7) sore, dan terakhir Rabu (13/7)”, ujar Taqwa, Kamis (14/7).

Baca Juga:

Kemunculan harimau tersebut, lanjutnya, pertama kali dilihat oleh seorang warga di wilayah Banjar Paran Bira, atau sekitar 3 kilometer dari perkampungan warga.

Saat itu, satwa tersebut dikatakan terlihat hendak melintas.

Kali kedua, harimau itu terlihat di daerah Banjar Namumbang, ayqu sekitar 4 kilometer dari perkampungan. Kemudian yang ketiga, di wilayah Simpang Pagur.

Taqwa mengatakan bahwa kabar tersebut membuat warga resah dan ketakutan, terlebih mereka harus selalu bekerja di kebun.

“Dengan sering munculnya harimau tersebut, sebahagian warga saat ini sudah takut untuk berusaha ke kebun. Meskipun begitu, sebahagian warga juga masih ada yang nekat pergi ke kebun,” katanya.

Plt Kasi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH VIII Dinas Kehutanan Provinsi Sumut Zulham Afandi mengatakan, dari hasil pantauan yang dilaksanakan oleh tim di lapangan, ada tiga ekor harimau yang diperkirakan berkeliaran di wilayah hutan tersebut, yakni seekor harimau jantan, seekor harimau betina dan seekor anak harimau.

Mengingat wilayah Aek Gorsing adalah habitat satwa langka tersebut, ia mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di hutan untuk sementara waktu.

Dan apabila sangat mendesak, lanjutnya, diminta agar tidak seorang diri.

Zulham juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi munculnya konflik manusia dengan harimau.

Di antaranya adalah melakukan sosialisasi, memasang kamera trap, dan membuat dentuman untuk menghalau satwa tersebut.

“Yang pertama, kami dari tim gabungan yang terdiri dari TNBG dan KPH dan masyarakat telah memasang dentuman untuk menghalau satwa itu,” jelasnya

“Kemudian, memasang kamera trap di beberapa tempat yang kita anggap sebagai rute jalan Harimau,” lanjutnya.

Jika satwa tersebut masih mendekat ke perkampungan warga, ia mengatakan bahwa pihaknya akan memasang alat perangkap.

“Apabila dari langkah-langkah ini sudah kita lakukan dan ternyata masih mendekat, maka proses selanjutnya kita pasang perangkap untuk dievakuasi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat setempat,” pungkasnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru