23.6 C
Indonesia

BRIN: Dua Spesies Burung Baru Ditemukan di Kalimantan Tenggara

Must read

BOGOR – Penelitian terhadap dua jenis burung di Kalimantan Tenggara yang diduga berasal dari spesies berbeda dari yang diketahui kini sudah menunjukkan hasil akhir. Cyornis kadayangensis (Sikatan Kadayang) dan Zosterops meratusensis (Kacamata Meratus) adalah dua spesies burung baru yang oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah diteliti sejak 2016.

Upaya pendeskripsian kedua spesies tersebut dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN yang bekerja sama dengan mitra internasional.

“Penemuan dua jenis baru ini merupakan salah satu hasil dari kolaborasi riset bersama mitra peneliti internasional. Sebelumnya, pada tahun 2020, kami mendeskripsikan satu burung jenis baru dari lokasi yang sama,” ungkap Dewi M. Prawiradilaga, peneliti senior di BRIN.

Baca Juga:

Peneliti lainnya, Mohammad Irham, menjelaskan bahwa penelitian burung jenis baru ini dilakukan melalui serangkaian proses, meliputi studi morfologi, DNA, dan vokalisasi dari jenis baru ini dan kerabatnya.

“Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa populasi Zosterops dan Cyornis di Pegunungan Meratus berbeda dari kerabatnya, sehingga kami anggap sebagai spesies yang terpisah dan baru,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, peneliti BRIN yang lain, Tri Haryoko, mendeskripsikan penampakan fisik Kacamata Meratus sebagai burung berwarna hijau zaitun dengan corak zaitun kekuningan pada tubuh bagian bawahnya.

“Sehingga keduanya dapat dibedakan, kerabat yang paling dekat yaitu Kacamata Laut (Z. chloris) yang memiliki warna kuning yang lebih terang,” terangnya.

Burung Sikatan Kadayang (Cyornis kadayangensis). (Foto: BRIN/THE EDITOR)

“Sedangkan Sikatan Kadayang memiliki warna yang lebih khas, yaitu tubuh bagian atas yang berwarna biru dan bagian bawah berwarna coklat jingga terang sampai putih,” lanjutnya.

Sikatan Kadayang pun dinyatakan berbeda dengan Sikatan Dayak (C. montanus) yang memiliki warna biru lebih pekat dan tubuh bawah kecoklatan tanpa warna putih.

Irham menjelaskan, Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan telah membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung.

Sementara itu, terkait status konservasi, kelestarian burung di Pegunungan Meratus mendapat potensi ancaman dari perubahan dan kerusakan habitat.

Sebagai informasi, wilayah dataran rendah dari Pegunungan Meratus telah mengalami perubahan sehingga menyisakan habitat yang relatif utuh di zona pegunungan di atas 500 m di atas permukaan laut dengan luasan yang cukup terbatas.

“Ancaman lainnya adalah perburuan burung untuk memenuhi pasar burung berkicau. Perburuan ini mendorong populasi burung di Meratus ke jurang kepunahan. Oleh karena itu konservasi habitat dan spesies di Pegunungan Meratus sangat penting untuk dilakukan,” imbuhnya.

Publikasi mengenai penelitian kedua burung baru ini dapat diketahui lebih lanjut di Journal of Ornithology.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru