21.2 C
Indonesia

Targetkan Mendapat Sertifikasi pada Akhir Dekade, Airbus A380 Uji Coba Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng

Must read

PRANCIS – Pesawat penumpang terbesar di dunia, Airbus A380, jalani uji coba terbang dengan menggunakan minyak goreng sebagai bahan bakarnya pada Jumat (25/3) lalu. Hasilnya, penerbangan yang dilakukan dari Bandara Blagnac di Toulouse, atau markas besar Airbus di Prancis, berhasil bertahan selama 3 jam.

Perusahaan mengklaim moda transportasi udara tersebut telah menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar udara berkelanjutan yang dibuat dari campuran minyak goreng dan limbah lemak.

Adapun mesin yang dipasangkan dengan bahan bakar tersebut adalah mesin tunggal Rolls-Royce Trent 900.

Baca Juga:

Uji coba kedua kemudian dilakukan empat hari setelahnya. Menurut Airbus, penerbangan yang bertujuan ke Nice itu difokuskan untuk memantau penggunaan SAF saat lepas landas dan juga saat mendarat.

CNN menyebutkan bahwa hasil uji coba tersebut tidak mengecewakan para ahli.

Sejatinya, ini bukanlah kali pertama maupun kedua untuk Airbus menguji terbang pesawat-pesawatnya dengan tenaga SAF.

Pada bulan Maret 2021, Airbus melakukan uji coba serupa terhadap pesawat A350 nya. Sementara itu, pesawat A319neo miliknya juga “diminumkan” minyak goreng sebelum terbang pada Oktober tahun lalu.

Bahan bakar tersebut dipasok oleh TotalEnergies, sebuah perusahaan yang berbasis di regional Normandy, Prancis, serta dibuat dari Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA), yang bebas aroma dan sulfur.

Saat ini, pesawat Airbus dinyatakan dapat menggunakan hingga 50 persen SAF yang dicampur minyak tanah tradisional.

Adapun semua inovasi ini dilakukan Airbus untuk mencapai target zero emission pada 2035 nanti. Perusahaan ini juga berharap dapat mendapatkan sertifikasi pesawat terbang berbahan bakar SAF pada akhir dekade nanti.

“Meningkatkan penggunaan SAF tetap menjadi tujuan utama dalam mencapai ambisi industri emisi karbon nol pada tahun 2050,” kata Airbus dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN, Selasa (4/5).

Berdasarkan klaim perusahaan, pesawat yang terbang menggunakan bahan bakar SAF dapat mengurangi emisi karbon antara 53–71 persen.

Bahan bakar dari jenis ini disebut-sebut memberikan netralitas karbon karena karbondioksida (CO2) telah diserap saat bahan organiknya dikembangkan.

Kini, SAF sudah digunakan dalam jumlah terbatas oleh beberapa maskapai penerbangan. Akan tetapi, harganya yang masih tinggi membuat adopsi bahan bakar ini tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Sementara itu, kejayaan pesawat A380 telah menurun dalam beberapa waktu terakhir menyusul penundaan pemakaian pesawat oleh beberapa maskapai.

Sebagian besar dari mereka beralasan bahwa A380 kurang hemat bahan bakar dibandingkan pesawat jarak jauh yang lebih modern.

Unit A380 terakhir bahkan telah dikirim pada akhir 2021 lalu ke maskapai Dubai Emirates.

Oleh sebab itu, Airbus tampaknya tengah mengeksplorasi berbagai opsi bahan bakar alternatif untuk jenis A380 mereka.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru