FINLANDIA – Sebuah kebun binatang di Finlandia tengah bersiap untuk mengembalikan dua panda raksasa ke China karena tidak mampu lagi membayar biaya pemeliharaannya, di tengah kondisinya yang juga terlilit utang.
Panda-panda itu dipinjamkan ke Kebun Binatang Ahtari pada tahun 2018 menyusul kesepakatan perlindungan spesies yang dibuat antara China dan Finlandia.
Kebun binatang swasta itu berharap kedua panda, yang bernama Lumi dan Pyry, akan menarik pengunjung.
Akan tetapi, pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19 menyebabkan menurunnya jumlah wisatawan dan meningkatnya utang.
Diberitakan oleh euronews, pemerintah Finlandia pada tahun 2021 memberikan bantuan untuk kebun binatang itu sebesar €200 ribu (sekitar Rp3,2 miliar).
Pekan lalu, proposal hibah negara senilai €5 juta (sekitar Rp81,4 miliar) ditarik setelah menerima kritik luas.
Beberapa anggota parlemen berpendapat jumlah itu lebih tinggi daripada yang dibelanjakan negara setiap tahun untuk melindungi beberapa spesiesnya yang terancam punah.
Peminjaman panda oleh Finlandia dari China
Lumi dan Pyry dipinjamkan ke Kebun Binatang Ahtari di Finlandia menyusul kesepakatan konservasi yang dibuat dengan Presiden China Xi Jinping dalam kunjungan kenegaraannya pada tahun 2017 ke negara tersebut.
Kedua panda itu diharapkan akan memiliki keturunan, yang kemudian akan dilepaskan ke kawasan lindung alam liar di China.
Skema itu sejatinya telah dikritik oleh kelompok-kelompok satwa liar seperti WWF sebagai sesuatu yang tidak realistis.
Di bawah sistem sewa selama 15 tahun, kebun binatang akan membayar biaya tahunan ke China, yang diperuntukkan bagi upaya perlindungan spesies.
Meskipun jumlahnya dirahasiakan, diperkirakan mencapai sekitar €1 juta (sekitar Rp16,2 miliar).
Selain itu, kebun binatang juga menjadi pihak yang bertanggung jawab atas biaya pemeliharaan panda.
China memiliki hampir semua panda raksasa dunia dan menyewakannya ke negara-negara yang kemudian disebut ‘diplomasi panda’.
Dalam bentuknya yang modern, skema ini telah terlaksana setidaknya sejak tahun 1972, ketika China menyumbangkan dua panda raksasa ke Amerika Serikat.
Dengan sisa 10 tahun sewa panda oleh Finlandia, masih belum jelas siapa yang akan bertanggung jawab atas pembayarannya ke China–atau bagaimana pengembalian hewan itu akan diterima.
Kementerian Luar Negeri Finlandia mengatakan telah membentuk kelompok kerja untuk mencari solusi, namun menambahkan tidak ada kepastian mengenai ditemukannya solusi itu.
“Jika panda dikembalikan, kami yakin China akan memahami bahwa ini adalah keputusan bisnis perusahaan swasta dalam situasi keuangan yang sulit,” kata juru bicara kementerian.
“Kami tidak percaya bahwa ini akan berdampak lebih luas pada hubungan antara Finlandia dan China,” lanjut mereka.
Sementara itu, pihak Kebun Binatang Ahtari mengatakan keputusan akhir mengenai pengembalian panda akan ditentukan pada 28 Februari mendatang.
Sumber: euronews