KAMBOJA – Destinasi wisata Angkor Wat di Kamboja mulai menerima kedatangan turis seiring dengan pulihnya negara itu dari virus corona. Kompleks candi yang baru direvitalisasi ini pun memikul harapan untuk menjadi tombak pemulihan pariwisata.
Dilansir dari VOA Cambodia, terlihat beberapa turis internasional menjelajahi kawasan situs suci ini. Banyak dari mereka menyebutnya sebagai kesempatan yang unik.
“Saya pikir ini adalah pengalaman sekali seumur hidup untuk benar-benar melihatnya dengan sedikit turis,” kata turis asal Belgia Marjan Colombie kepada AFP. Menurutnya, pengalamannya sangat berbeda.
Pada kunjungan sebelumnya, ia dipaksa untuk berdesak-desakan dengan orang lain dan bertahan dalam antrean yang panjang.
Terlepas dari biaya ekonomi yang sangat besar bagi Kamboja, pandemi telah menjadi keuntungan bagi pekerjaan renovasi dan konservasi di Angkor Wat.
Badan pemerintah yang mengelola Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut mengatakan bahwa penutupan kemarin memberikan waktu dan ruang ekstra untuk pekerjaan perbaikan, pemeliharaan, dan berkebun.
“Kuil kami juga bisa beristirahat,” kata juru bicara Otoritas APSARA Long Kosal.
Para pekerja memperbaiki menara yang runtuh dan memasang sistem air untuk menjaga rumput tetap hijau selama musim kemarau.
Bisnis lokal di Siem Reap pun kini melihat peningkatan dalam pemesanan setelah pandemi covid-19 menghancurkan aktivitas pariwisata.
Chea Sokhon, manajer umum Sarai Resort and Spa–yang ditutup pada April 2020 dan memberhentikan 100 karyawannya–dipekerjakan kembali saat banyak turis asing yang mengunjungi negaranya.
“Ini sepertinya kami memulai dari nol,” katanya, memaparkan tantangan yang dihadapinya.
Pengusaha yang juga duduk di dewan pariwisata Siem Reap itu mengatakan, sekitar 20 persen hotel di kota itu telah dibuka kembali tahun ini dan sekitar 30 persen sedang mempersiapkan diri.
Meskipun begitu, ia memperingatkan bahwa akan dibutuhkan setidaknya satu tahun lagi untuk pemulihan penuh.
‘Kewalahan’
“Pemandu wisata kami memiliki harapan lagi,” kata pemandu lokal Meth Savutha, yang kembali bekerja setelah menghabiskan dua tahun terakhir mengajar bahasa Inggris online untuk menghidupi keluarganya.
Penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan membuat pendapatan Kamboja dari pariwisata turun menjadi hanya $184 juta (sekitar Rp2,6 triliun) pada tahun lalu–jauh dari hampir $5 miliar (sekitar Rp7,2 ribu triliun) pada tahun 2019.
Jumlah turis asing pun merosot ke bawah angka 200.000 pada tahun 2021 dari sekitar 6,6 juta sebelum pandemi.
Akan tetapi, dengan peluncuran vaksin yang komprehensif dan “mundurnya” virus telah memungkinkan Phnom Penh untuk melanjutkan penerbitan visa pada saat kedatangan.
Angka-angka tersebut kini merangkak naik secara perlahan meskipun tetap jauh dari angka sebelum pandemi.
Para pejabat mengharapkan kedatangan 700.000 pengunjung internasional tahun ini, didorong oleh penerbangan harian baru ke Siem Reap dari Singapura.
Bagi seorang turis asal Jerman, Hanna, kunjungan pertama kalinya ke Kamboja bulan ini memberikan pengalaman yang “luar biasa” dengan Angkor Wat yang telah direnpvasi dan minimnya keramaian.
“Ini benar-benar indah dan menakjubkan,” katanya kepada AFP saat matahari terbit di atas kompleks bersejarah itu.
“Ini pengalaman yang sangat unik,” lanjutnya.
Sumber: VOA Cambodia