MASSACHUSETTS – Untuk pertama kalinya di dunia, dilakukan pembedahan pembuluh darah yang cacat di otak bayi yang belum lahir.
Operasi tersebut sejauh ini dinyatakan berhasil karena sang bayi, yang lahir pada pertengahan Maret, telah keluar dari rumah sakit dan tidak memerlukan pengobatan atau perawatan lain sejak saat itu.
“Saya mendengar dia menangis untuk pertama kalinya dan itu, saya–saya bahkan tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan saya saat itu,” kata Kenyatta Coleman, ibu bayi itu, kepada CNN.
“Itu, Anda tahu, momen terindah [karena] bisa memeluknya, menatapnya, dan kemudian mendengarnya menangis,” tambahnya.
Melansir Live Science, dalam sebuah laporan baru, para dokter menggambarkan prosedur ini dilakukan sebagai bagian dari uji klinis yang sedang berlangsung.
Prosedur yang merupakan pertama dari jenisnya itu tepatnya dijelaskan dalam laporan yang terbit pada Kamis (4/5) pekan lalu di jurnal Stroke.
Uji coba ini bertujuan menemukan cara baru untuk mengobati malformasi vena Galen (VOGM), yakni kelainan langka yang mempengaruhi pembuluh darah yang membawa darah beroksigen dari jantung ke otak.
Dalam VOGM, arteri tertentu di otak tidak terhubung ke kapiler–pembuluh darah halus bercabang yang membantu memperlambat aliran darah–seperti biasanya.
Sebaliknya, arteri justru membuang darah ke pembuluh darah di dasar otak, dan darah ini mengalir dengan tekanan tinggi.
Aliran darah bertekanan tinggi sendiri dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, tekanan darah tinggi di arteri paru-paru (hipertensi paru), cedera dan kehilangan jaringan otak, atau pembesaran kepala (hidrosefalus).
Menurut American Heart Association (AHA), VOGM memengaruhi sekitar 1 dari 60.000 kelahiran.
Umumnya, perawatan standar dilakukan setelah lahir dan melibatkan pemblokiran koneksi arteri-ke-vena di dalam malformasi.
Akan tetapi, prosedur ini tidak selalu dapat membalikkan timbulnya gagal jantung, dan bisa jadi sudah terlambat untuk mencegah kerusakan otak yang melumpuhkan atau mengancam jiwa.
Untuk itu, para dokter dari Boston Children’s Hospital dan Brigham and Women’s Hospital di Boston pun meluncurkan uji coba untuk mengobati VOGM lebih cepat, yakni saat janin masih dalam kandungan.
Pendekatan baru ini menggunakan operasi dalam rahim yang dirancang untuk mengurangi aliran darah yang agresif melalui VOGM.
Uji coba akan mencakup sekitar 20 bayi secara total, dengan bayi dari Kenyatta Coleman, Denver Coleman, adalah yang pertama menjalani prosedur ini.
“Dalam kasus pertama kami yang dirawat, kami sangat senang melihat bahwa penurunan agresif yang biasanya terlihat setelah lahir tidak muncul begitu saja,” ujar Dr. Darren Orbach dalam pernyataan AHA.
Orbach adalah co-direktur Cerebrovascular Surgery & Interventions Center di Boston Children’s Hospital, seorang profesor asosiasi radiologi di Harvard Medical School, dan penulis utama laporan kasus tersebut.
“Kami dengan senang hati melaporkan bahwa pada usia enam minggu, perkembangan bayi itu sangat baik, tanpa pengobatan, makan secara normal, berat badan bertambah dan kembali ke rumah,” kata Orbach. “Tidak ada tanda-tanda efek negatif pada otak.”
Denver dan Kenyatta Coleman menjalani prosedur “transuterin” 34 minggu dan dua hari setelah kehamilan.
Setelah prosedur tersebut, sang ibu mulai mengeluarkan cairan ketuban, yang berarti “air ketubannya mulai pecah”, sehingga dokter membantu persalinan bayi tersebut dengan induksi persalinan pervaginam dua hari kemudian.
Bayi baru lahir itu tidak memerlukan dukungan kardiovaskular atau pembedahan setelah lahir, namun ia dipantau di unit perawatan intensif neonatal selama beberapa minggu sebelum dipulangkan.
“Meskipun ini hanya pasien pertama kami yang dirawat dan sangat penting bagi kami untuk melanjutkan uji coba untuk menilai keamanan dan kemanjuran pada pasien lain,” kata Orbach,
“Pendekatan ini berpotensi menandai perubahan paradigma dalam mengelola malformasi vena Galen di mana kami memperbaiki malformasi sebelum lahir dan mencegah gagal jantung sebelum terjadi, daripada mencoba membalikkannya setelah lahir,” pungkasnya.
Sumber: Live Science