21.7 C
Indonesia

Penutur Terakhirnya Meninggal, Bahasa Asli Chili Ini Punah

Must read

CHILI – Sebuah bahasa asli dari kawasan ujung selatan Amerika Selatan dinyatakan punah bersamaan dengan meninggalnya Cristina Calderon selaku penutur terakhirnya serta penjaga budaya leluhur.

Sosok yang menguasai bahasa Yamana dari komunitas Yagan itu meninggal pada hari Rabu (16/2) dalam usia 93 tahun akibat terpapar virus covid-19.

Sosok lain yang juga menguasai bahasa tersebut tidak lain adalah saudara perempuannya yang telah pergi lebih dulu pada tahun 2003 lalu.

Baca Juga:

Calderon berusaha menyimpan pengetahuannya dengan membuat kamus bahasa dengan terjemahan ke bahasa Spanyol.

“Dengan dia, bagian penting dari memori budaya orang-orang kita hilang,” kata Lidia Gonzalez, putri Calderon, di media sosial Twitter.

Saat ini, Gonzalez memiliki andil sebagai salah satu penyusun konstitusi baru di Chili.

Kamus tersebut bagaimanapun juga, menurutnya, menyajikan harapan untuk melestarikan bahasa Yamana dalam beberapa bentuk.

“Meskipun dengan kepergiannya banyak pengetahuan empiris yang sangat berharga hilang dalam hal linguistik, kemungkinan menyelamatkan dan mensistematisasikan bahasa tetap terbuka,” katanya.

Meskipun masih ada puluhan orang Yagan yang tersisa, mereka umumnya tidak mempelajari bahasa Yamana.

Situasi tersebut telah berlangsung selama beberapa generasi, menganggap bahasa ini “terisolasi” karena sulit untuk menentukan asal kata-katanya.

Calderon tinggal di sebuah rumah sederhana dan mencari nafkah dengan menjual kaus kaki rajutan di kota Villa Ukika, Chili.

Kota tersebut berada di pinggiran Puerto Williams dan dipercaya dibangun oleh orang-orang Yagan.

Kelompok etnis leluhurnya dulu mendiami kepulauan di ujung selatan Amerika Selatan, sebuah daerah yang mengarah ke Antartika yang membeku, yang kini menjadi Chili dan Argentina.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru