TANAH KARO – YOGYAKARTA – Semua orang ingin divaksin, sayangnya pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan vaksin yang masih sangat tinggi di Indonesia. Dari penelusuran redaksi, kesadaran masyarakat untuk ikut program vaksin pencegah penularan virus corona cukup tinggi. Jupen Nalis Alpen, warga Jakarta yang tengah berada di Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Karo harus sabar mencari pendaftaran untuk vaksin untuk bisa terbang kembali ke Jakarta.
Sudah sepekan Jupen mencari informasi tentang cara untuk ikut vaksin, dua tempat yang Ia datangi seperti Klinik Damanik yang berada di Kecamatan Tigapanah dan Rumah Sakit Umum di Kota Kabanjahe. Namun ternyata tidak membuahkan hasil karena pendaftaran online untuk vaksin di Klinik Damanik sudah penuh.
Jupen ingin kembali ke Jakarta, tempat Ia dan istrinya tinggal selama beberapa tahun terakhir. Keduanya yang memiliki usaha di kawasan Blok M, Jakarta Selatan ini mengikuti anjuran pemerintah untuk ikut program vaksin saat hendak bepergian dengan pesawat udara.
Pencarian lokasi untuk vaksin ternyata sangat sulit. Lokasi vaksin nasional yang dilakukan di Lapangan Samura, Kabanjahe sempat didatangi Jupen pada Kamis (22/7), pagi. Namun Ia tidak diizinkan untuk ikut karena program vaksin tersebut hanya ditujukan untuk mereka yang telah mendapatkan suntikan dosis pertama. Jupen akhirnya pulang ke rumah sembari mencari-cari jadwal vaksin lainnya yang ada di Kabupaten Karo.
“Kalau tidak kembali ke Jakarta nanti pekerjaan istri terganggu. Jadwal cutinya sudah habis,” ujar Jupen.
Ternyata Jupen mendapat keberuntungan saat itu, karena di sore hari pada Kamis itu Ia dihubungi oleh salah satu keluarganya untuk ikut vaksin gratis di Lapangan Samura, Kota Kabanjahe. Jadwal yang ditentukan untuk ikut vaksin adalah pukul 09.00 WIB keesokan harinya, yakni Jumat (23/7).
Jupen tentu gembira, meski diberi tahu kemungkinan bisa ikut vaksin gratis hanya 50 persen namun Ia tetap mencoba. Sehingga, pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB Jupen dan keluarganya sudah tiba di Lapangan Samura. Lagi-lagi Ia menemui kendala karena petugas mengatakan bahwa hari ini program vaksin hanya ditujukan untuk masyarakat Desa Raya.
Sempat merasa putus asa, namun salah satu keluarga Jupen yang sebelumnya menghubunginya akhirnya muncul. Saat berbincang dengan petugas, baru akhirnya Jupen diberi izin untuk ikut vaksin. Nama Jupen telah didaftarkan sejak Kamis (22/7) malam sebelumnya di situs online milik Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Tanah Karo.
Jupen mengaku sangat beruntung karena mendapat kesempatan ikut vaksin bersama dengan jadwal dari desa lain. Karena dengan demikian maka kemungkinan Ia untuk pulang lebih cepat ke Jakarta dapat terwujud. Saat ini Ia dan keluarganya hanya menanti untuk jadwal vaksin kedua berikutnya dan menanti masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Perkantoran (PPKM) Darurat berakhir.
Kejadian yang dialami Jupen ini banyak terjadi di kota-kota laon di Indonesia. Salah satunya di Yogyakarta. Paijo, salah satu warga asal Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta mengatakan bahwa saat ini banyak pendatang yang kesulitan daftar online untuk vaksin.
Para aktivis gereja serta keluarga Paijo membantu masyarakat yang ingin mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam program vaksin virus corona yang digelar pemerintah, terutama pendatang.
Dari penuturan Paijo, sejauh ini respon masyarakat Yogyakarta untuk ikut vaksin sangat tinggi. Namun pemerintah saat ini baru mengutamakan penduduk yang memegang identitas penduduk asli. Sehingga pendatang kesulitan ikut program meski area tinggal mereka sedang mendapat giliran.
“Kami coba membantu mendaftarkan pendatang yang ingin ikut program vaksin gratis ini. Mereka sangat antusias dan tidak menolak untuk di vaksin,” tuturnya.
Saat ini Paijo dan teman-temannya tetap berupaya menolong orang-orang yang mengalami kesulitan untuk ikut vaksin. Karena yang mencari vaksin ini kebanyakan adalah mahasiswa dan pekerja asal luar daerah yang bermukim di Yogyakarta. Keberadaan pria seperti Paijo dan rekan se gerejanya tentunya sangat dibutuhkan.