RUSIA – Kota Yakutsk yang berada di wilayah Siberia, Rusia, dinobatkan sebagai salah satu kota terdingin di dunia.
Pada bulan Oktober seperti sekarang ini, suhu tertinggi hanya dapat mencapai -4°C sementara suhu terendahnya ada di titik -13°C.
Live Science bahkan mencatat bahwa suhu terendah di kota ini bisa mencapai -60° C.
Beberapa penduduk mengatakan bahwa mereka pernah merasakan suhu yang lebih dingin daripada itu, namun tidak dapat mengonfirmasinya karena termometer hanya bisa membaca suhu hingga -63°C.
Sementara itu, sumber lain mengatakan bahwa suhu terendah yang pernah melanda kota ini adalah -70°C.
Untuk dapat bertahan hidup di cuaca ekstrem yang konstan ini, penduduk Kota Yakutsk tinggal di rumah panggung.
Dilansir dari Kompas, bentuk rumah panggung bertujuan agar bangunan tidak merusak kondisi tanah di bawahnya yang membeku permanen.
Lebih jelasnya, jika tidak berbentuk panggung, panas dari dalam bangunan akan mencairkan es di bawahnya dan rumah akan tenggelam.
Meskipun dilingkupi dengan kondisi yang tidak bersahabat, penduduk Kota Yakutsk dikabarkan terus meningkat.
Russia Beyond mencatat bahwa populasi kota yang berjarak 280 mil di selatan Lingkaran Arktik ini telah mencapai 300.000 jiwa.
Dengan jumlah tersebut, kota ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas selayaknya kota menengah pada umumnya.
Penduduk Kota Yakutsk tidak perlu takut ‘ketinggalan jaman’ karena mereka juga memiliki bioskop, restoran, dan transportasi umum yang beroperasi sepanjang tahun.
Kota Yakutsk juga disebut-sebut memiliki kekayaan alam yang melimpah di bawah tanah mereka.
Sebut saja berlian Yakutsk, yang memenuhi sekitar seperlima produksi berlian dunia.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, penduduk kota ini selalu mengenakan mantel berbulu tebal sepanjang hari.
Uniknya, mereka cenderung tidak berani mengenakan kaca mata karena takut benda itu nantinya akan membeku dan menempel di wajah mereka.
Steeve Luncker, seorang fotografer asal Swiss, pernah mengamati kehidupan orang-orang Yakutsk pada tahun 2013.
Dari kegiatan tersebut, ia mengatakan bahwa penduduk kota itu sejatinya mampu merasakan suhu dingin selayaknya orang-orang yang tinggal di tempat lain.
Akan tetapi, mereka telah terlatih dan lebih siap untuk menjalani hidup di lingkungan yang sangat dingin.