TANZANIA – Keputusan kontroversial Tanzania yang sebelumnya diterapkan untuk mencabut larangan mengekspor satwa liar kini telah dibalik usai memicu kemarahan di negara Afrika Timur itu.
Dilansir dari euronews, Tanzania sejak tahun 2016 lalu menerapkan peraturan untuk melindungi spesies hewan dan burung yang dilindungi di negara itu dan melarang adanya pengiriman secara ilegal ke luar negeri.
Akan tetapi, pada awal bulan ini, tepatnya Sabtu, 4 Juni 2022 kemarin, otoritas satwa liar negara tersebut mengumumkan bahwa mereka mencabut larangan tersebut untuk memungkinkan para pedagang “membersihkan stok hewan” yang tidak dapat mereka jual akibat larangan tersebut.
Keputusan tersebut sejatinya akan berlaku untuk periode awal enam bulan, dari 6 Juni hingga 5 Desember
Kemudian, pada keesokan harinya, Minggu (5/6), Menteri Pariwisata Pindi Chana memberlakukan kembali larangan tersebut, dengan mengatakan konsultasi lebih lanjut sedang berlangsung.
“Ada pengumuman yang mengizinkan ekspor satwa liar, tetapi sebagai menteri yang bertanggung jawab, saya segera menghentikan ini,” ujarnya.
“Tidak akan ada ekspor hewan hidup saat kami berkonsultasi lebih lanjut dan sampai pemerintah memutuskan sebaliknya,” sambungnya.
Kemarahan publik
Keputusan untuk mencabut larangan tersebut telah menimbulkan kecaman di dunia maya, dengan banyak warga Tanzania yang menyerukan peninjauan kembali.
“Mereka mengatakan Maasai merusak, maka mereka diusir dari Ngorongoro! Jika Anda bertanya kepada saya: Mereka ingin Maasai keluar dari kawasan konservasi sehingga mereka dapat menangkap/mengekspor sesuka hati–tidak ada yang mengawasi,” tulis seorang pengguna di Twitter.
Seperti yang diketahui, negara Tanzania memungkinkan masyarakat adat, seperti Maasai, untuk tinggal di beberapa taman nasional.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan di antara mereka dan satwa liar disebutkan telah memburuk.
Dihadapkan dengan populasi yang terus bertambah dan ternak mereka, pemerintah pun mempertimbangkan untuk mengusir mereka dari Suaka Margasatwa Ngorongoro.
Lembaga Konservasi WWF pun telah memperingatkan bahwa pelonggaran larangan dapat merusak kemajuan yang telah dibuat dalam perlindungan satwa liar, terutama dengan mendorong perburuan liar yang telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Dikenal karena taman nasionalnya yang kaya akan margasatwa dan gunung tertinggi di Afrika, Tanzania menjadi salah satu destinasi wisata pilihan turis yang menginginkan kegiatan safari dan pantai pasir putihnya di kepulauan Zanzibar.
Pada tahun 2010, media lokal mengungkapkan bahwa setidaknya 116 hewan dan 16 burung, termasuk beberapa spesies yang dilindungi, telah diekspor secara ilegal dari bandara Kilimanjaro di utara negara itu dengan pesawat Qatar.
Di antara mereka setidaknya ada empat jerapah, beberapa jenis antelop, rangkong, dan burung nasar.
Sumber: euronews