NEPAL – Tidak ada yang pernah mendaki gunung ini. Bahkan tak satupun orang di dunia ini yang pernah berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu pendaki di dunia yang berhasil menaklukkannya.
Gunung tersebut bernama Kailash. Gunung Kailash dikenal oleh sebagian besar penduduk di dunia, dan pengunjungnya pun termasuk satu yang terbanyak setiap tahunnya.
Gunung Kailash dianggap sebagai gunung yang suci oleh lebih dari satu miliar umat Buddha, Hindu, dan Jain.
Gunung ini dianggap sangat suci sehingga tidak ada satu pun manusia yang berani menginjakkan kakinya disana.
Berada di ketinggian 22.028 kaki atau 6.714 meter dari permukaan laut, Kailash juga dikenal dengan nama Puncak Kangringboqe.
Umat Hindu percaya bila gunung ini adalah rumah Dewa Siwa. Sementara umat Buddha meyakini Kailash adalah Gunung Meru yang mistis adalah pusat alam semesta.
Times India mengatakan bila salah satu alasan pendaki dilarang naik ke puncak ini karena kesuciannya dikhawatirkan akan hilang.
Media tersebut membahas tentang seorang biksu bernama Milarepa yang berhasil menaklukkan puncak Kailash.
Namun Sang Biksu saat kembali dari sana ternyata membawa kabar agar pendaki tidak naik ke atas karena dikhawatirkan mengganggu dewa yang sedang beristirahat di puncak.
Tahun 1926, Kolonel R C Wilson dari Angkatan Darat India berencana untuk menyusun ekspedisi ke Gunung Kailash.
Sayangnya salju tebal membuat niat Wilson terhenti saat itu.

Gunung Kailash mustahil didaki karena pada kenyataannya tantangan fisik yang harus dihadapi para pendaki membuatnya mustahil untuk digapai.
Kenyataan ini dibenarkan oleh Operator Tur Tibet dalam situsnya yang menyebutkan bahwa bentuk gunung yang seperti piramida memiliki lereng curam yang ditutupi salju sepanjang waktu.
“Kondisi ini membuat perjalanan sangat sulit untuk ditempuh,” tulis Daily Mail beberapa waktu lalu.
Puncak Kailash menjulang tinggi dengan dinding-dinding simetris yang tak kalah tingginya ke langit.
Lerengnya juga berbentuk vertikal sehingga membuat pendaki manapun akan kesulitan saat hendak mendakinya.
Meski belum pernah ditaklukkan, gunung ini didatangi oleh banyak peziarah setiap tahunnya.
“Rute perjalanannya saja membutuhkan ketekunan yang luar biasa untuk digapai karena tidak ada penerbangan, kereta api atau bus yang beroperasi dekat gunung. Dan perjalanan ini juga berbahaya,” tulisnya lagi.
Kora adalah ziarah tiga hari yang akan mengajak para pengunjung berjalan mengelillingi kaki gunung sebanyak 3 kali searah jarum jam.
Sementara itu peziarah dari agama Jain dan bon akan memutari gunung dengan arah berlawanan dengan jarum jam.
Pengunjung yang ingin ambil bagian dalam kegiatan ini harus siap berjalan kaki sejauh 15 – 22 km per hari..
Wonders of Tibet mengggambarkan rute pendakian tersebut sebagai salah satu yang tertinggi di dunia.

Perjalanan dimulai dari kota kecil bernama Darchen yang berada di ketinggian 4.600 meter dari permukaan laut.
Sementara titik tertingginya berada di Drolma La-Pass yang berada di ketinggian 5.650 meter permukaan laut.
Di hari pertama, para peziarah akan melewati sisi selatan dan barat gunung. Dua sisi ini relatif mudah untuk dilalui.
Di hari kedua kondisinya mungkin akan lebih menantang bagi pendaki yang bergerak disepanjang sisi utara dan timur gunung.
Termasuk yang berada di sepanjang jalur Drolma La yang berada di ketinggian 5.650 meter dari permukaan laut.
Namun, ziarah akan terasa lebih mudah di hari terakhir karena menjadi salah satu jalur yang terpendek.
Wisatawan akan melewati sisi selatan gunung untuk menyelesaikan perjalanan mereka pada sore hari.
Mereka yang ikut rute pendakian ini harus berusia 18-70 tahun. Dan disarankan untuk berlatih selama tiga bulan sebelum memulai perjalanan mereka di Nepal.